TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan sosialisasi mengenai program amnesti pajak (tax amnesty) kepada para pemuka agama Kristiani, Senin, 16 Januari 2017, di Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani memaparkan tingkat partisipasi masyarakat untuk membayar pajak yang masih rendah. Saat ini, jumlah wajib pajak terdaftar mencapai 32,77 juta orang. Dari jumlah tersebut, wajib pajak yang wajib menyerahkan surat pemberitahuan tahunan (SPT) sebesar 20,17 juta orang. Dari angka itu, yang benar-benar melaporkan SPT dan membayar pajak hanya 12,56 juta orang. Artinya, tingkat kepatuhan pajak hanya sekitar 62,28 persen.
Baca: Sri Mulyani Sosialisasi Tax Amnesty ke Pemuka Kristen
”Kalau ketaatan kita untuk beribadah, moga-moga lebih tinggi dari itu. Kalau ini semakin rendah, berarti harus lebih sering ke gereja untuk minta ampun dan dibersihkan dosanya. Saya mohon untuk pimpinan gereja mengatakan, pasti akan dapat pengampunan asalkan membayar pajak,” kata Sri Mulyani, yang disambut tawa oleh para tamu undangan.
Baca: Google Tetap Emoh Bayar Pajak, Negosiasi Buntu
Dengan rendahnya kepatuhan membayar pajak, menurut Sri Mulyani, pemerintah pun meluncurkan program amnesti pajak. “Pengampunan pajak sangat berbeda dengan pengampunan keagamaan. Kalau pengampunan keagamaan, pasti kita yang berdosa karena Tuhan tidak pernah salah. Kalau pengampunan pajak, wajib pajak salah, tapi kami juga salah.”
Jadi, Sri Mulyani menuturkan, amnesti pajak merupakan pengampunan dua sisi, yakni bagi wajib pajak dan juga Direktorat Jenderal Pajak. Dia pun berjanji membangun institusi pajak menjadi lebih baik. “Kami sudah meluncurkan tim reformasi untuk memperbaiki institusi pajak menjadi institusi yang lebih kompeten, profesional, dan bersih.”
Perbaikan tersebut, Sri Mulyani berujar, mencakup peraturan perundang-undangan, proses bisnis, dan sistem informasi. Selain itu, kualitas sumber daya manusia perlu diperbaiki. “Yaitu dari kompetensi, training, gaji, dan karier. Kita tidak bisa katakan, perbaiki dulu dong, baru kita patuh. Tidak mungkin, Republik akan jatuh duluan,” katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI