TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengatakan peran swasta, asing, serta badan usaha milik negara (BUMN) sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah dalam pembiayaan infrastruktur.
"Karena APBN kita tidak cukup. Padahal pembiayaan untuk infrastruktur selama lima tahun ini Rp 5.500 triliun," ujar Rosan dalam acara Indonesia Infrastructure Week 2016 di Jakarta Convention Center, Rabu, 9 November 2016.
Menurut dia, acara Indonesia Infrastructure Week 2016 akan membuka jalan bagi swasta untuk melihat dan masuk ke pembiayaan infrastruktur. "Target kami dari acara ini untuk perdagangan saja sekitar US$ 10 miliar," katanya.
Hal ini disebabkan, bila dibandingkan dengan negara lain, infrastruktur di Indonesia masih lemah. Infrastruktur juga menjadi permasalahan nomor tiga yang harus segera diatasi setelah korupsi dan masalah birokrasi.
Selain itu, Roslan mengatakan pemerintah saat ini telah membuka kesempatan bagi swasta untuk masuk pelabuhan laut dan bandara. "Dalam acara ini, beberapa swasta mulai masuk untuk airport dan pelabuhan," tuturnya. Diperkirakan 22 pelabuhan dan 15 bandar udara akan mulai dibangun melalui kerja sama dengan swasta.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah memang sangat membutuhkan bantuan swasta dan BUMN untuk pembangunan infrastruktur. "Karena APBN terbatas dan kami sangat mengharapkan investasi dari swasta," katanya.
Menurut Bambang, hal yang paling dibutuhkan saat ini adalah mencari swasta dan asing serta BUMN yang tertarik melakukan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Bahkan kami dari Bappenas akan melihat mana infrastruktur yang harus segera dibangun sehingga langsung dibiayai APBN.” Jadi infrastruktur yang masih dapat menunggu dapat dicarikan swasta atau BUMN untuk membiayai pembangunan itu.
Acara Indonesia Infrastructure Week 2016 diselenggarakan selama tiga hari, 9-11 November 2016. Acara ini melibatkan sekitar 600 peserta pameran dari 37 negara. Sekitar 22 ribu pengunjung diperkirakan hadir dalam acara ini.
Rosan mengatakan, di tengah kondisi politik dan ekonomi dunia yang tidak pasti, dunia usaha Indonesia tetap optimistis dan berusaha membantu perekonomian negara. "Salah satunya menarik investor untuk mau berinvestasi di negara kita," ujarnya.
ODELIA SINAGA
Baca juga:
Laporkan Ahok, Mantan Biarawati Ini Diperiksa Polisi
Pemilu AS: Trump Unggul Sementara, Begini Reaksi Jokowi
Efek Donald Trump Menang, IHSG Sesi I Anjlok