TEMPO.CO, Jakarta - PLN Bali pada tahun ini menginvestasikan dana Rp54 miliar untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan pedesaan yang tersebar di seluruh Pulau Dewata.
Dari total dana tersebut, senilai Rp17 miliar dialokasikan untuk kawasan Area Bali Timur, meliputi pembangunan 30,38 kms jaringan tengangan menengah, 96,851 kms jaringan tegangan rendah. Selain itu ada juga untuk penambahan 22 unit gardu yang tersebar di seluruh wilayah Area Bali Timur meliputi Klungkung, Bangli, dan Karangasem.
Kepala Divisi Pengembangan PLN Regional Jawa Bagian Timur dan Bali Paranai Suhasfan menuturkan salah satu misi perusahaan setrum negara ini menjadikan listrik sebagai penggerak ekonomi. Ketersediaan listrik di desa diharapkan mampu mengerakkan ekonomi setempat.
"Program pembangunan kelistrikan pedesaan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi provinsi Bali yang hingga September 2016 tercatat 91,24%," tuturnya, Rabu (26 Oktober 2016).
Dia mengungkapkan, tidak bisa dipungkiri bahwa listrik menjadi pendorong peningkatan perekonomian daerah sehingga pembangunan kelistrikan memerlukan sinergi PLN dengan pemerintah daerah. Salah satu desa pelosok yang mendapatkan jatah listrik PLN adalah Desa Pengotan di Kabupaten Bangli.
Sebagai salah satu desa tradisional yang ada di Bali, masyarakat Desa Pengotan lebih banyak bergantung pada hasil kebun dan peternakan.
Masuknya sambungan listrik pedesaan di wilayah ini diharapkan mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat Desa Pengotan. Sejumlah objek wisata alam yang mulai tumbuh di wilayah ini menjadi indikasi potensi ekonomi yang baik bagi masyarakat.
PLN Distribusi Bali menginvestasikan Rp646 juta untuk sambungan listrik di Desa Pengotan, Bangli. Adapun total dana yang disiapkan perusahaan pelat merah ini untuk program listrik pedesaan di Bangli mencapai Rp7,6 miliar.
Melalui peresmian listrik pedesaan ini sinergi antara pemerintah dengan PLN dapat terus berjalan baik untuk bersama-sama mengawal pembangunan di Bali. Khusus untuk Bangli pada 2016 ditargetkan rasio elektifikasi dapat mencapai 78,26%.
