TEMPO.CO, Tuban - Pemerintah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, telah menyediakan lahan luas sekitar 389 hektare. Lahan yang berlokasi di pinggir pantai utara tersebut digunakan untuk persiapan kilang kerja sama Pertamina-Rosneft—perusahaan minyak dari Rusia.
Lokasi seluas 389 itu berada di daerah Wadug dan Mentoso, Kecamatan Jenu—sekitar 18 kilometer arah barat Kota Tuban. Lahan di bibir pantai utara tersebut sebagian besar milik Pertamina. Lokasinya juga tak jauh dari kompleks PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI)—kilang yang kini sahamnya dibeli Pertamina—di Desa Remen, Jenu, Tuban.
Menurut Sekretaris Kabupaten Tuban Budi Wiyana, penyiapan lahan bagian dari persiapan pendirian kilang Pertamina-Rosneft. Pemerintah Tuban masih menunggu perkembangan dari pemerintah pusat yang kini tengah melakukan kajian dan izin pendirian kilang. Kabarnya Rosneft telah menyiapkan dana US$ 13 miliar. “Lahan sudah ada, tapi kami tunggu penyiapan dari Jakarta,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 7 Juni 2016.
Budi Wiyana mengatakan, pada tahap awal, Pertamina-Rosneft telah meneken memorandum of understanding pada 26 Mei 2016. Kemudian disiapkan studi kelayakan, pembiayaan, dan seterusnya. Selain itu, ada proyeksi untuk target fisik yang akan dimulai awal 2018. Hanya, Presiden Joko Widodo justru meminta target dimajukan akhir 2017. ”Pak Presiden yang minta target dimajukan,” tuturnya.
Sesuai proyeksi, kilang ini akan mengolah minyak mentah menjadi premium, solar, dan seterusnya, dengan besaran antara 60-70 persen. Sisanya, 30 persen, akan dipakai untuk memproduksi petrokimia yang nanti digunakan untuk bahan baku pabrik di sekitar Tuban, Gresik, Surabaya, dan lainnya. Karena ini adalah kilang untuk pengolahan, maka minyak mentah bisa berasal dari pelbagai sumur di Bojonegoro, Tuban, Lamongan, hingga Gresik.
Sebelumnya, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Chief Executive Officer Rosneft Igor Sechin menghasilkan kerja sama pada sektor energi. Pertemuan di Hotel Radisson Blu, Sochi, Korea Selatan, itu berlangsung pada Jumat, 20 Mei 2016. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi berharap Rosneft bisa bekerja sama dengan PT Pertamina dan diharapkan membantu pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur.
Dalam rilis yang diterima Tempo, total investasi yang disiapkan Rosneft mencapai US$ 13 miliar. Sedangkan kapasitas produksi minyaknya sebanyak 320 ribu barel per hari. Tak hanya itu, perusahaan minyak terbesar milik pemerintah Rusia tersebut juga berkomitmen agar Pertamina ikut serta dalam penambangan minyak di Rusia. Tujuannya untuk dibawa ke Indonesia sebagai cadangan minyak nasional.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan kedua negara sudah melakukan pembicaraan mendalam. "Rosneft berkomitmen Pertamina bisa berpartisipasi di ladang-ladang minyak di Rusia," tuturnya.
Saat ini pemerintah Indonesia sedang melakukan studi kelayakan terhadap ladang-ladang minyak Rusia. Menurut Rini, secara keseluruhan, potensi ladang minyak milik Rusia mencapai 200 juta barel. Ia berharap dalam sehari setidaknya 35 ribu barel bisa diserap.
SUJATMIKO