TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai terlambat tawaran kerja sama yang diajukan oleh Belarusia. Dalam pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia, Vladimir Semashko, negara ini tertarik meningkatkan kerja sama dengan Indonesia. "Mereka menawarkan fosfat dan alat berat," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 30 Mei 2016.
Menurut dia, tawaran kerja sama di fosfat dan alat berat bagi Indonesia terlambat. Pasalnya, sektor pertambangan, seperti batu bara, sedang mengalami pelemahan. Wapres berharap pada masa mendatang Belarusia bisa mempersiapkan tawaran itu ketika sektor tambang sudah keluar dari tekanan.
Kalla menambahkan, kerja sama dengan Belarusia sudah terjalin sejak dulu. Persisnya sebelum Rusia terpecah menjadi sejumlah negara-negara baru. Sektor minyak sawit dan karet menjadi ekspor andalan Indonesia ke Belarusia. Negara yang menyatakan kemerdekaan dari Uni Soviet pada 1990 itu ingin meningkatkan kerja samanya dengan Indonesia.
Baca: Kapal Jokowi Angkut Ratusan Ekor Sapi dari NTT
Wakil Perdana Menteri Belarusia Vladimir Semashko mengatakan dalam tiga tahun terakhir terjadi kenaikan volume perdagangan di Belarusia. Kenaikan itu mencapai 1,7 kali dibanding tahun sebelumnya.
Semashko optimistis pada masa mendatang nilai perdagangan kedua negara bisa meningkat. Sebab itu, Belarusia siap mendukung perusahaan Indonesia yang ingin menjalin kerja sama. Ia menyatakan Indonesia mempunyai potensi yang besar, khususnya dalam jumlah penduduk.
ADITYA BUDIMAN