TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasi Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav, Wisnu Darjono, mengatakan kecelakaan antara dua pesawat Lion Air di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Ahad malam lalu belum berada di wilayah tanggung jawab AirNav.
"Karena (kecelakaan) itu masih di apron, itu masih belum sepenuhnya menjadi wilayah AirNav. Meskipun sudah kontak dengan Air Traffic Controller, sesuai dengan aturan Undang-Undang, belum jadi wilayahnya AirNav," kata Wisnu saat dihubungi Tempo, Senin, 2 Mei 2016.
Menurut Wisnu, tanggung jawab ATC yang berada di bawah AirNav adalah di area taxi way, runway, dan setelah pesawat takeoff. "Dua pesawat itu kan sedang pushback untuk start engine. Kemudian pesawat ini mau ke taxi. Tapi saat mau maju, bersenggolan," ujarnya.
AirNav pun, kata Wisnu, sudah melaporkan kejadian itu kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Nantinya, KNKT akan melihat berbagai data di lapangan, tak hanya dari AirNav saja. "Termasuk apron movement control dari Angkasa Pura, pilot dari kedua pesawat, dan teknisi push back," ujarnya.
Ahad malam, 1 Mei 2016, sekitar pukul 20.00, terjadi kecelakaan antara dua pesawat milik Lion Air di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Kedua pesawat yang bersenggolan itu adalah pesawat Lion Air Boeing 737-900ER tujuan Denpasar dengan pesawat Lion Air Airbus A330-300 tujuan Manado.
Manajer Humas Lion Air Andy Saladin berujar, tidak terdapat permasalahan di kedua pesawat tersebut sebelum lepas landas. "Setelah bersenggolan, terdapat kerusakan kecil saja di bagian sayap," ujar Andy.
Menurut Andy, kedua pesawat itu bersenggolan saat tengah melakukan push back. Kedua pesawat itu pun bersiap menuju ke taxi way. "Kami tegaskan bahwa seluruh pergerakan pesawat kami adalah atas arahan dan komunikasi dengan Air Traffic Controller (ATC)," kata Andy.
Setelah kejadian, semua penumpang diterbangkan dengan pesawat pengganti. Andy enggan menebak penyebab dari kecelakaan tersebut. "Kami akan menunggu hasil penyelidikan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi," tutur Andy.
ANGELINA ANJAR SAWITRI
Baca juga:
Ahok Buka Rahasia Mundurnya Rustam Effendi, Ternyata...
PDIP Siapkan Risma Tantang Ahok, Ada yang Menghindar?