TEMPO.CO, Tegal - Harga kedelai di Kota Tegal, Jawa Tengah, di tingkat perajin tahu-tempe tembus Rp 9.000 per kilogram. Akhir pekan lalu, harga kedelai di tingkat koperasi masih berkisar Rp 8.500 hingga Rp 8.600 per kilogram.
“Perajin tahu dan tempe makin terancam gulung tikar,” ujar Ketua Primer Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Primkopti) Kota Tegal, Maskuri, Senin, 26 Agustus 2013.
Akibatnya, Maskuri akan menaikkan harga tempe. “Keputusan menaikkan harga tempe itu sangat dilematis,” kata Maskuri yang juga produsen tempe di Kecamatan Tegal Selatan. Sebab, permintaan tempe sudah turun drastis usai Lebaran. Pelanggan tetap tempe di pasar saat ini tinggal pemilik warung Tegal (warteg) dan warga yang hendak menggelar hajatan.
Menurut pedagang tempe di Pasar Pagi Kota Tegal, Julekha, 39 tahun, sebagian pelanggan mulai tak membeli tempe. Perajin tempe pun mulai mengurangi produksi. “Sekarang produksi dikurangi dari 25 kilogram jadi 20 kilogram kedelai per hari,” ujar Julekha.
Di Kudus bahkan sudah sepekan ini kedelai mencapai harga Rp 9000 per kilogram. Perajin pun mengurangi produksi. “Saya harus mengurangi produksi hingga 50 persen,” kata Suwarno, perajin tahu Desa Ploso, Kudus. Dia menaikkan harga tempe dari Rp 500 menjadi Rp 600 per potong dan juga ukurannya dikurangi. “Keuntungan saya sudah tipis, tinggal 20 persen,” kata Karman, perajin tempe Desa Ngembalrejo, Kudus.
Ada sekitar 238 unit usaha tahu-tempe di Kudus dengan tenaga kerja sekitar 2.000 orang. Nilai investasinya berkisar Rp 6,6 miliar. “Tahu-tempe merupakan salah satu produk unggulan Kudus,” kata Nurjaman, Kepala Seksi Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kudus.
DINDA LEO LISTY | BANDELAN AMARUDIN | UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler:
Metallica Hanya Minta 7 Pertanyaan
Jokowi Datang, Penonton Metallica Heboh
Metallica Cuci Muka di Hotel Bidakara
Metallica: Terima Kasih Jakarta
Nonton Metallica, Jokowi Dikawal Provos