TEMPO.CO, Chicago - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun tajam pada Senin 13 Februari 2017 waktu New York, Amerika Serikat (Selasa pagi WIB, 14 Februari 2017). Para pedagang mempersiapkan posisi mereka untuk pidato Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Janet Yellen pada Selasa waktu setempat.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Maret turun US$ 10,1, atau 0,82 persen, menjadi di level US$ 1.225,8 per ounce. Para pedagang merekonfigurasi ulang posisi mereka menjelang pidato Yellen tentang kebijakan moneter di depan Komite Perbankan Senat yang kemungkinan akan memberikan petunjuk tentang kenaikan suku bunga berikutnya.
Baca : Analis: Pilkada Tidak Pengaruhi Laju IHSG
Investor percaya The Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 persen menjadi 1 persen paling cepat pada Mei mendatang. Menurut Fedwatch CME Group, peluang kenaikan suku bunga The Fed sebesar 18 persen pada pertemuan Maret mendatang dan 37 persen untuk pertemuan Mei.
Harga emas tertekan indeks Dow Jones Industrial Average AS yang naik 157,14 poin atau 0,78 persen pada pukul 18.15 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia akan turun.
Baca : Perdagangan Mencurigakan, BEI Panggil Lima Sekuritas Asing
Indeks dolar AS sebagian besar tetap tidak berubah, turun tipis 0,01 persen menjadi 100,96 pada pukul 18.15 GMT. Indeks dolar diukur terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, artinya jika dolar naik maka harga emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
ANTARA