Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cadangan Devisa Cina Anjlok, Ini Bahayanya

image-gnews
AP Photo/Kin Cheung
AP Photo/Kin Cheung
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Cina mencatat penurunan cadangan devisa hingga US$ 2,99 triliun pada akhir Januari 2017. Cadangan devisa Cina saat ini menjadi yang terendah sejak 2011.

Baca: 2019, Tarif Pajak Penghasilan Diprediksi Turun

Penurunan tersebut melampaui perkiraan sejumlah ekonom global, yang menaksir devisa Cina hanya melorot ke angka US$ 3 triliun. Analis perekonomian Cina dari Capital Economics, Julian Evans Pritchard, mengatakan jumlah devisa Cina saat ini bakal mempengaruhi kondisi psikologis pasar. “Penurunan ini akan berlanjut ke debat tentang sejauh mana bank sentral Cina melanjutkan intervensinya untuk memperkuat kurs yuan,” ujar Pritchard, seperti dikutip dari Financial Review.

Penurunan ini ditanggapi santai oleh Badan Administrasi Devisa Cina. “Fluktuasi cadangan devisa itu hal yang normal. Jangan terlalu berfokus pada ambang psikologis.”

Kebijakan intervensi sebenarnya telah dilakukan bank sentral sejak tahun lalu. Tapi yuan justru melemah hingga 6,5 persen terhadap dolar Amerika Serikat tahun lalu. Koreksi kurs itu adalah yang terburuk dalam 20 tahun terakhir.

Baca: Indonesia Eximbank Akan Terbitkan Surat Utang Rp 14 Triliun

Merosotnya cadangan devisa, menurut Pritchard, bisa memperlambat investasi Cina di negara lain. Tahun lalu saja, pengusaha swasta Cina gagal mengegolkan kontrak US$ 75 miliar yang rencananya digunakan untuk mengakuisisi aset-aset di Eropa dan Amerika Serikat. Sekitar 10 transaksi senilai US$ 58,5 miliar yang batal berasal dari AS. Sisanya adalah 20 transaksi akuisisi di Uni Eropa senilai US$ 16,3 miliar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penurunan tersebut sebenarnya sudah diperkirakan oleh riset konsultan bisnis Rhodium pada 2015. Ketika pemerintah Cina mengumumkan kebijakan intervensi, jumlah transaksi yang dibatalkan langsung mencapai US$ 10 miliar.

Baca: 2017, Harga Bijih Besi Diprediksi Naik 11,3 Persen

Karena kebijakan itu, sejumlah pengusaha aset di Eropa dan AS menjadi lebih waspada terhadap transaksi jumbo yang ditawarkan pebisnis Cina. “Pengusaha Cina saat ini lebih profesional. Sayangnya, pebisnis aset lebih memprioritaskan pembeli di luar Cina karena kebijakan pemerintahnya,” ujar salah seorang pengusaha aset, seperti dikutip dari CNBC, kemarin.

Dana Moneter Internasional memperkirakan, jika tidak ada terobosan, cadangan devisa Cina tergerus ke angka US$ 1,8 miliar dalam jangka panjang. Hal tersebut dipengaruhi oleh keluarnya duit ke luar negeri, kecenderungan global, dan kebijakan pengawasan arus modal.

ROBBY IRFANY | REUTERS


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

18 jam lalu

Ilustrasi internet. (abc.net.au)
Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media


Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

19 jam lalu

Pengolahan bijih nikel di smelter feronikel PT Antam Tbk di Kolaka, Sulawesi Tenggara. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

23 jam lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters. REUTERS
Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.


Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.