TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan elektrifikasi di industri rokok merupakan salah satu penyebab PT Gudang Garam, Kediri, menghentikan pembelian tembakau rajangan dari petani di Sumenep.
Dia menjelaskan, elektrifikasi industri rokok berdampak pada pengurangan permintaan terhadap pabrik sigaret kretek tangan (SKT). "SKT itu dikurangi, yang bukan pakai filter," ucap Soekarwo di kantornya, Selasa, 11 Oktober 2016.
Penyebab lain, ujar Soekarwo, kondisi cuaca yang tak menentu. Seringnya hujan di Sumenep menyebabkan kualitas tembakau menurun. Akibatnya, petani tembakaulah yang merugi. "Ini ujiannya."
Baca:
Gudang Garam Setop Beli Tembakau dari Petani Sumenep
Macet Dera Jawa Timur, Ini Solusi Pakar Transportasi ITS
Namun Soekarwo angkat tangan ihwal solusinya. Penghentian pembelian tembakau petani oleh pabrik rokok terbesar di Indonesia itu, tutur Soekarwo, merupakan risiko kompetisi pasar. "Kompetisi pasar hanya buat cari untung," ucapnya.
Adapun perwakilan Gudang Garam di Sumenep menghentikan pembelian tembakau rajangan dari petani setempat sejak Senin, 10 Oktober 2016. Jumlah tembakau rajangan yang dibeli sejak buka gudang pada 8 September 2016 dianggap tidak maksimal.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Gudang Garam melalui kuasa pembelian tembakau di Geddungan selalu membeli tembakau rajangan hingga melampaui target. Namun tahun ini serapan tembakau tidak maksimal. Jumlahnya hanya sekitar 35 persen dari kondisi normal.
EDWIN FAJERIAL