TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan megaproyek jalur jalan lingkar selatan (JJLS) yang menghubungkan Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo dapat tersambung pada 2019. "Karena Bandara Kulon Progo diprediksi jadi pada 2019," ujar Pelaksana Teknis Sekretariat Daerah Yogyakarta Rani Sjamsinarsi, setelah menggelar rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kamis, 4 Agustus 2016.
Rani menuturkan, target pengoperasian pada 2019 itu hanyalah estimasi jika JJLS yang sepanjang 123 kilometer tersebut hanya dibuat dalam dua jalur saja. Namun, pemerintah sedang merancang agar JJLS itu bisa menggunakan empat jalur sehingga lebih maksimal untuk menjadi saranan penghubung wilayah selatan tiga kabupaten itu.
"Hitungan kami, kalau harga tanah yang dibebaskan tidak naik dan kondisi keuangan daerah baik seperti sekarang, empat lajur itu bisa tersambung pada 2022," kata Rani.
Dalam proyek tersebut, pemerintah provinsi hanya berkewajiban menangani pembebasan lahan. Sedangkan proyek pembangunan jalan dilakukan pemerintah pusat.
Rani menambahkan, anggaran dari dana keistimewaan untuk membebaskan lahan JJLS itu saat ini sekitar Rp 140 miliar. Tim penilai masih bergerak untuk mendata pembebasan lahan di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Dari laporan terakhir yang diterima sampai pertengahan tahun ini, sebesar Rp 80 miliar dana sudah terserap untuk pembebasan lahan. "Prosentase terakhir lahan yang dibebaskan terakhir kami belum tahu,"
PRIBADI WICAKSONO