TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menerima kunjungan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickramasinghe di Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu, kedua negara mulai menjajaki kerja sama, khususnya di sektor transportasi.
Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia mempunyai peluang masuk ke pasar domestik di Sri Lanka. "Kami minta Perdana Menteri Ranil memberikan perhatian pada produk Indonesia, yaitu kereta api," kata Jokowi di Istana Merdeka, Rabu, 3 Agustus 2016.
Menurut Presiden, Indonesia akan mengikuti lelang di Sri Lanka dan berharap bisa menang. Selain itu, Jokowi mengundang Sri Lanka menghadiri Trade Expo pada Oktober nanti. Pasalnya, ia menilai, ekspor Sri Lanka dan Bangladesh menunjukkan tren yang positif.
Indonesia sebelumnya sudah mengekspor kereta api. Pada Maret lalu, PT Industri Kereta Api (INKA) mengirim 15 gerbong kereta api pesanan Bangladesh Railway. Ini merupakan bagian dari total pesanan sebanyak 150 gerbong kereta penumpang. Nilainya mencapai US$ 73 juta atau lebih dari Rp 950 miliar.
Presiden mengatakan Indonesia sedang mengembangkan pasar ekspor baru. Pemerintah tengah mengincar pasar di negara-negara yang berpenduduk 60-100 juta. Jokowi tidak ingin ekspor Indonesia bergantung pada negara-negara tradisional, seperti Eropa, Amerika Serikat, dan Cina.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, bukan hanya soal ekonomi yang menjadi pembahasan kedua negara. Kerja sama pencegahan terorisme juga dibahas.
Indonesia, kata Retno, kerap dilibatkan dalam kerja sama anti-terorisme oleh berbagai negara karena dinilai sukses menjaga kemajemukan dan toleransi. PM Ranil berharap Indonesia-Sri Lanka bisa memperkuat kerja sama anti-terorisme. "Indonesia selalu di pihak terdepan yang diajak bekerja sama," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN