Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jika PMN Dipangkas, Bulog: Produksi Hasil Panen Tak Sempurna  

image-gnews
Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, dan Sekretaris Jenderal Kemendag Srie Agustina saat meninjau pasokan bawang merah di gudang Bulog, Jakarta Utara pada Senin, 16 Mei 2016. Tempo/Avit Hidayat
Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, dan Sekretaris Jenderal Kemendag Srie Agustina saat meninjau pasokan bawang merah di gudang Bulog, Jakarta Utara pada Senin, 16 Mei 2016. Tempo/Avit Hidayat
Iklan

TEMPO.COJakarta - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti berharap penyertaan modal negara (PMN) yang diajukan pihaknya sebesar Rp 2 triliun bisa dikabulkan. Kalau dana itu dipotong, ia khawatir produksi dan distribusi hasil panen tidak akan optimal. 

“Kalau tidak diberi dana sama sekali bagaimana? Ya jadi tidak sempurna,” kata Djarot seusai rapat kerja dengan Komisi VI di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 22 Juni 2016.

Saat ini, menurut Djarot, sistem pascapanen yang ada belum sempurna. Namun, bila nantinya permohonan dana tak sesuai dengan harapan atau malah tak diberi sama sekali, ia berkata produksi dan distribusi hasil panen akan tetap berjalan seperti biasa. Hanya, hasilnya tidak akan ideal.

Djarot menjelaskan, dana Rp 2 triliun tersebut akan digunakan untuk tiga komoditas yang ditugaskan pemerintah kepada Bulog. “Untuk penambahan, perbaikan, dan infrastruktur pascapanen,” tuturnya.

Adapun tiga komoditas itu adalah padi, jagung, dan kedelai. “Pajale,” ucap Djarot. Suntikan uang ini diharapkan bisa membuat hasil panen padi, jagung, dan kedelai menjadi tetap baik, bisa disimpan lama, dan memiliki nilai tambah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anggaran Rp 2 triliun yang diajukan kepada DPR ini, menurut Djarot, akan digunakan untuk membeli sarana pascapanen. “Seperti alat pengering, silo atau gudang penyimpanan, dan alat pemroses.”

Terkait dengan pencairan dana ini, Djarot optimistis wakil rakyat di Komisi VI akan mendukung Bulog dengan memberikan dana sesuai dengan permintaan Bulog. Menurut dia, tidak ada alasan bagi anggota Dewan mengabaikan pangan. “Saya yakin DPR paham akan hal ini sehingga permintaan ini didengar,” tuturnya.

BAGUS PRASETIYO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

59 menit lalu

Petani menggunakan alat tradisional untuk membersihkan gabah saat panen di Desa Kawengen, Kabupaten Semarang, Minggu, 28 April 2024. Seiring periode panen raya pada bulan April, Bulog mulai menggunakan beras produksi lokal untuk keperluan bantuan pangan maupun stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Tempo/Budi Purwanto
Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.


Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

1 hari lalu

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.


Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

1 hari lalu

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.


Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

1 hari lalu

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi. TEMPO/Yohanes Maharso Joharsoyo
Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.


Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.


Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

10 hari lalu

Harga Gabah Terjun Bebas
Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.


Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

11 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto, saat ditemui usai mengumpulkan 45 tim hukum Prabowo-Gibran di kediamannya, Jl. Kertanegara No 4, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.