TEMPO.CO, Kourou - BRIsat, satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (persero) sudah meluncur di GUiana Space Centre, Kourou, Guyana Prancis, Sabtu 18 Juni 2016. Sebelum terbang menuju orbit, BRIsat menempuh beberapa fase untuk lepas dari roket Ariane 5 yang mengangkutnya.
Roket Arianespace yang mengangkut BRIsat dan satu satelit lain meluncur ke angkasa pada pukul 18.38 waktu Kourou. Berdasarkan keterangan yang dirilis Arianespace, BRIsat akan lepas dari badan Ariane 5 dalam waktu 42 menit. Selama itu, terjadi beberapa kali proses antara lain pemisahan tangki bahan bakar roket, pelepasan dudukan satelit, peluncuran satelit Echostar XVII yang menumpang Ariane 5 bersama BRIsat, hingga akhirnya peluncuran BRIsat dari kamar pengangkutnya.
Misi penerbangan VA 230, atau peluncuran Ariane 5, berakhir setelah 56 menit. BRIsat pun melesat ke luar angkasa. Sebelum itu, detik-detik menjelang peluncuran Ariane 5 dan BRIsat cukup menegangkan. Direktur operasi Arianespace yang mengendalikan kegiatan peluncuran di ruang kontrol Jupiter sempat mengumumkan penundaan selama dua kali. Sehari sebelumnya, peluncuran BRIsat juga tertunda, menyusul gangguan cuaca yang terjadi di Guiana Space Centre. Dengan demikian misi VA 230 sempat tertunda sebanyak tiga kali.
BRIsat, yang menelan investasi Rp 3,375 triliun, akan mengorbit di langit Papua menggantikan satelit milik Indosat, yang sudah kedaluwarsa. BRI mengklaim BRIsat bisa meminimalkan gangguan jaringan pada 11 ribu kantor cabangnya. Sebanyak 53 karyawan didapuk menjadi operator satelit buatan Space System Loral Amerika Serikat ini.
Manajemen BRI mengklaim BRIsat bisa menghemat beban operasi hingga 40 persen atau sekitar Rp 200 miliar. Selama ini, BRI menyewa satelit berkapasitas 23 transponder dari pihak lain dengan biaya Rp 500 miliar per tahun. BRIsat, yang memiliki 45 transponder, juga akan dimanfaatkan empat instansi pemerintah yakni Kementerian Pertahanan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
FERY FIRMANSYAH