TEMPO.CO, Kourou - Detik-detik peluncuran BRIsat, satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (persero), mulai berlangsung di Guiana Space Centre, Kourou, Guyana Prancis, Jumat, 17 Juni 2016. Peluncuran BRIsat menjadi momen penanda pertama kalinya satelit telekomunikasi dioperasikan sebuah bank.
Di Jupiter Room Guiana Space Centre, direksi BRI, perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta pemangku kepentingan lain, seperti PT Asuransi Jasa Indonesia, menggelar doa bersama. Hadir pula dua mantan Direktur Utama BRI, yakni Iwan Prawiranata dan Djokosantoso Moeljono. Acara doa bersama itu dipimpin Moeljono.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Arianespace, peluncuran BRIsat bakal berlangsung pada Jumat, 17 Juni 2016, pukul 17.30 waktu Guyana Prancis atau Sabtu sekitar pukul 03.30 WIB. Kini roket Ariane 5 beserta dua satelit penumpangnya telah berada di landasan peluncuran dan menjalani persiapan terakhir.
BRIsat, yang menelan investasi Rp 3,375 triliun, akan mengorbit di langit Papua menggantikan satelit milik Indosat, yang sudah kedaluwarsa. BRI mengklaim BRIsat bisa meminimalkan gangguan jaringan pada sebelas ribu kantor cabangnya. Sebanyak 53 karyawan didapuk menjadi operator satelit buatan Space System Loral, Amerika Serikat, ini.
Manajemen BRI mengklaim BRIsat bisa menghemat beban operasi hingga 40 persen atau sekitar Rp 200 miliar. Selama ini, BRI menyewa satelit berkapasitas 23 transponder dari pihak lain dengan biaya Rp 500 miliar per tahun. BRIsat, yang memiliki 45 transponder, juga akan dimanfaatkan empat instansi pemerintah, yakni Kementerian Pertahanan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
FERY FIRMANSYAH