TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menilai Republik Korea sebagai mitra strategis yang penting bagi Indonesia di kawasan Asia. Menurut dia, perdagangan dan investasi Indonesia dengan Korea menunjukkan nilai yang sangat signifikan. Presiden juga mengundang investor Korea untuk berinvestasi di Indonesia, terutama di bidang infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, pembangunan rel kereta api, pembangkit listrik, dan infrastruktur lain di bidang maritim.
Pada 16 Mei 2016, Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan pemerintah Republik Korea di Istana Cheong Wa Dae, Seoul. Dalam pertemuan itu, ia mengajak pemerintah Korea bekerja sama dalam pengembangan industri kreatif yang tengah digalakkan di Indonesia.
“Dalam pembicaraan bilateral tadi, Indonesia ingin memfokuskan pada kerja sama untuk percepatan industrialisasi di Indonesia serta pengembangan industri kreatif, seperti fashion, film, sinema, dan penyiaran,” kata Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 17 Mei 2016.
Sebagai tindak lanjut rencana pemerintah Indonesia mengekspor buah segar kepada Lotte Group, Presiden berharap ada kemudahan untuk mengekspor buah-buahan dari Indonesia.
Perihal keamanan kawasan, Jokowi menuturkan pemerintah Indonesia dan Republik Korea bersepakat meningkatkan stabilitas serta keamanan. Juga bahu-membahu dalam upaya memerangi terorisme. Wujud komitmen itu akan dibuktikan dalam bentuk pertukaran informasi dari masing-masing intelijen dan mengatasi penyebab akar masalah terorisme. “Terakhir, saya ingin mengundang Yang Mulia Presiden Park berkunjung ke Indonesia,” ucapnya.
DANANG FIRMANTO