TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan sudah memiliki cara untuk mendongkrak harga karet yang terus tiarap lebih dari empat tahun terakhir.
"Solusi pertama kita buka pasar dalam negeri," ujar dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Selasa, 29 Maret 2016.
Menurut Amran, saat ini komoditas karet sudah mulai diminati. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kata dia, telah menyampaikan komitmen menyerap 200 ribu ton karet. Selain itu, Amran terus melakukan komunikasi dengan Kementerian Perdagangan untuk mengejar target penyerapan 500 ribu ton.
Selain itu, Amran juga sedang merancang skema replanting 700 ribu hektare lahan karet. Dana, kata Amran, diproyeksi dari Kredit Usaha Rakyat. "Tapi usulan ini masih sekedar rencana, masih akan dibicarakan lagi di Kantor Menko," katanya.
Selain karet, Kementan juga menargetkan replanting kakao (130 ribu hektare), kopi (270 ribu hektare), teh (25 ribu hektare), pala (1.200 hektare), dan sawit (550 ribu hektare) dengan alokasi dana sekitar Rp 40 triliun.
Terus merosotnya harga karet dirasakan betul di Kota Prabumulih, Sumatra Selatan. Walikota Prabumulih Ridho Yahya mengatakan harus merogoh Rp 9 miliar dari APBD untuk memberikan gerobak bakso dan pelatihan me"las" bagi ribuan petani karet di sana.
"Ini gara-gara karet turun, untungnya gerobak bakso dan las bisa menurunkan indeks kemiskinan dari 14 persen, menjadi 11 persen," ujar Kada dengan jumlah warga 160 ribu orang tersebut pekan lalu.
ANDI IBNU