TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengemukakan rencana kerja sama sektor minyak dan gas bumi dengan Iran menemui titik terang. Kesepakatan dikebut pascapencabutan sanksi ekonomi awal tahun lalu.
"Ada 9-10 peluang kerja sama yang bisa di-eksplore lebih jauh," ujar Menteri Energi Sudirman Said di hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu, 24 Februari 2016.
Kerja sama dibicarakan dalam pertemuan antara Kementerian Energi dan delegasi Iran di Bogor kemarin. Badan usaha lokal seperti PT Pertamina (Persero), PT PGN (Persero) Tbk, dan PT Medco Energi Internasional Tbk juga diundang. Perusahaan migas milik pemerintah Iran juga turut menghadiri pertemuan.
Namun, Iran meminta syarat kepada Indonesia agar membangun bank di sana. Tujuannya untuk kemudahan pembayaran. Terkait dengan ini, Sudirman mengatakan presiden sudah mengimbau Bank Indonesia untuk menindaklanjuti permintaan Iran.
Di sektor hulu migas, Iran bakal memasok minyak mentah dan kondensat ke kilang domestik. Direktur Jenderal Minyak dan Gas I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan Iran memiliki beragam jenis minyak yang cocok untuk kilang yang dikelola Pertamina, seperti Balongan dan Cilacap.
Indonesia juga bakal meminta Iran menyuplai gas LPG. Di ranah pengolahan, Wiratmaja juga meminta Iran menanam modal dalam pembangunan kilang. Pemerintah memang sedang mencari mitra pembangunan Kilang Arun di Aceh dan Kilang Bontang di Kalimantan Timur.
Sebaliknya, Iran juga mengundang perusahaan Indonesia untuk mengembangkan 29 blok migas di sana. Wiratmaja berujar, tawaran ini adalah peluang mengingat Pertamina dan PGN berpengalaman mengelola blok migas di luar negeri.
Kerja sama juga terkait dengan rencana investasi pupuk dan industri petrokimia lainnya di Iran. "Mereka kan cadangannya banyak sekali. Produksi mereka bisa ekspor banyak sekali," ungkap Wiratmaja.
ROBBY IRFANY