TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengakui pemerintah sudah memiliki cadangan beras impor. Tapi, ia menegaskan beras impor itu tidak akan masuk ke Indonesia jika tidak dibutuhkan.
"Itu kan cadangan, kalau masih ada stok, ya itu cadangan. Cadangan itu, bisa keluar bisa tidak kan," kata Amran seusai mengikuti salat istisqa di Masjid Istiqlal, Minggu, 1 November 2015.
Baca Juga:
Menurut dia, stok beras hingga hari ini mencapai 1,5 juta ton. Pekan lalu, kata dia, stok beras dalam negeri yang masuk ke Cipinang mencapai 5.000 ton. Padahal, biasanya volume beras yang masuk ke Cipinang hanya 3.000 ton. "Artinya ini tanda-tanda kalau produksi meningkat," katanya. Pemerintah, kata Amran, akan mengoptimalkan cadangan beras lokal hingga akhir tahun.
Amran enggan merinci dari mana cadangan beras impor tersebut didatangkan. Ia juga menolak menyebutkan volume beras yang diimpor Indonesia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah akan melakukan impor beras untuk memperkuat cadangan nasional bila hujan tak kunjung turun. "Impor itu kita lakukan untuk memperkuat cadangan beras nasional, tetapi bisa ditaruh di Vietnam atau Thailand, bisa ditaruh di sini," kata Jokowi.
Jokowi memutuskan impor jika pemerintah melihat kebutuhan beras diperlukan. Menurut dia, jika pada pekan ketiga atau keempat Oktober masih belum hujan dan memang diperlukan maka beras impor harus didatangkan ke Indonesia.
ANANDA TERESIA