TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyambut gembira surplus neraca perdagangan yang terjadi pada September 2015. “Ini baik untuk menunjang penguatan rupiah dan mengurangi defisit neraca transaksi berjalan," kata dia saat ditemui seusai rapat Badan Anggaran di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 15 Oktober 2015.
Badan Pusat Statistik menyebutkan neraca perdagangan mengalami surplus US$ 1,02 miliar pada September. Secara kumulatif, pada Januari-September 2015, terjadi surplus perdagangan US$ 7,13 miliar.
Surplus terjadi meski ekspor Januari-September turun 13,29 persen atau mencapai US$ 115,07 miliar. Nilai ekspor September pun turun 1,55 persen dibanding pada Agustus atau mencapai US$ 12,53 miliar.
Karena itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan surplus neraca perdagangan merupakan berita baik, tapi belum cukup bagus bagi perekonomian. Menurut Darmin, surplus perdagangan menjadi positif jika terjadi akibat kenaikan nilai ekspor.
Darmin pun menyayangkan hal ini, yang menunjukkan Indonesia belum mempunyai produk andalan selain hasil sumber daya alam. Menurut dia, sektor industri berorientasi ekspor yang tumbuh positif cuma industri pangan, permata, alat transportasi, serta alas kaki. "Sektor lain kenaikannya lambat atau turun," ujarnya.
GHOIDA RAHMAH | AHMAD FAIZ