TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina Tbk, Dwi Soetjipto, menyatakan perseroan siap menanggung defisit dari penurunan harga Premium. Pemerintah tidak menyiapkan anggaran untuk defisit yang dialami perusahaan pelat merah itu.
"Sejauh Pertamina secara corporate masih memiliki laba dan potensi untuk berkembang, ya, tidak masalah," kata Dwi di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 2 Oktober 2015.
Pertamina, ujar Dwi, mendukung rencana pemerintah yang menginginkan penurunan harga Premium. Dengan penurunan tersebut akan berdampak ke masyarakat. "Ini dibutuhkan untuk upaya mendukung perbaikan ekonomi."
TEROR DI OREGON
Kampus di AS Diserang, 10 Tewas: Pelaku Sempat Tanya Agama
Penembakan Massal di Oregon, Obama: Amerika Telah Mati Rasa
Saat ini, Dwi menjelaskan, Pertamina masih melakukan kajian. Hasilnya direncanakan bakal dilaporkan pada pekan depan. "Kalau sekarang posisinya masih di bawah nilai keekonomian. Tapi kami tidak hanya melihat hari ini, namun juga potensi ke depan," katanya.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan pemerintah tidak akan menanggung kerugian Pertamina jika menurunkan harga premium. "Pokoknya tidak ada anggaran. Tidak ada subsidi."
GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
G30S, Omar Dani: Pesta di Lubang Buaya Itu Isapan Jempol
G30S, Omar Dani: Harto Tak Mau ke Bung Karno, Itu Tak Aneh
Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016, Bambang menjelaskan, tidak ada poin yang berkaitan dengan anggaran untuk kerugian Pertamina. "Tapi kita upayakan Pertamina tidak kerepotan. Begitu saja," ujar Bambang.
SINGGIH SOARES