TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Ekonomi Asean akan diberlakukan mulai akhir tahun ini. Menurut Direktur Jendral Kerja Sama Asean kementrian Luar negeri RI I Gusti Agung Wisakapuja, Indonesia memiliki kekurangan dan kelebihan dalam menyongsong MEA. "Indonesia tidak mempunyai daya saing yang bagus, itu kerugiannya," kata Gusti kepada Tempo seusai menghadiri seminar Implementasi MEA di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Senin, 4 April 2015.
Menjelang dibukanya MEA, ujar Gusti, pasar di Indonesia harus dibuka lebar-lebar bagi negara anggota ASEAN. Di sisi lain, masyarakat pun harus mampu berkompetisi dengan negara lainnya di Asean. “Kualitas produk barang kita harus lebih berkompetitif dengan yang lainnya, begitupun sumber daya manusianya," kata dia.
Itu sebabnya, kata Gusti, pola pikir masyarakat Indonesia harus diubah. Ketika masyarakat menyadari kerugian yang akan diderita pasca diberlakukannya MEA, mereka harus bisa memutarbalikan potensi kerugian itu menjadi keuntungan.
Menurut Gusti, aspek kerugian itu menjadi tantangan yang harus dilewati oleh masyarakat Indonesia ketika digulirkannya MEA. “Dengan memperbaiki daya saing kerugian ini kita bisa konvert menjadi keuntungan,” katanya.
MEA, di sisi lain, akan menjadi sebuah kesempatan dan tentunya akan menjadi keuntungan. "Di luar Indonesia pasarnya lebih banyak pasar Asean, ada sekitar 360 juta pasar di luar Indonesia, itu keuntungan yang harus kita manfaatkan dan ada bonus demografi yang besar sekali,” ucapnya.
Makanya, Gusti menghimbau terjadi sinergisitas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam mempersiapkan diri menghadapi MEA. Saat ini, ucap Gusti, ada sekitar 3 daerah yang menyatakan siap menyongsong MEA. “Diantaranya DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sumatra Barat,” ujarnya.
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI, Arief Suditomo menegaskan harus adanya proses sosialisasi berkesinambungan yang dilakukan Pemda guna kesiapan menyongsong MEA itu. Dengan begitu, menurut dia, sumber daya manusia akan setara atau lebih unggul dari SDM Negara lainnya di Asean. “Di masa depan, seiring meningkatnya kualitas SDM, kita akan mampu mengekspor tenaga ahli yang memiliki daya saing,” kata Arief.
AMINUDIN