TEMPO.CO, Jakarta: Direktur Utama PT BNI (Persero) Tbk Gatot Suwondo tak setuju dengan wacana penggabungan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dia justru mempertanyakan paham yang mengatakan bahwa untuk bersaing di tingkat regional besar butuh bank besar (Baca: Bank BUMN Perlu Dimerger)
“Intinya saya tak setuju. Kasih kami kesempatan. Kami bisa melakukannya sendiri,” kata Gatot seusai melakukan penandatanganan kerja sama lindung nilai dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta. Menurut dia, Indonesia seharusnya lebih bangga jika ada empat bank pemerintah mampu bersaing di luar negeri.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro kembali mewacanakan penggabungan dua bank milik pemerintah, yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan BNI (BBNI). Walaupun penggabungan itu tak akan mampu menyamai kinerja DBS asal Singapura, namun Bambang berharap pembiayaan bank dalam negeri bisa lebih besar. (Baca: Mandiri Gelontorkan Kredit Infrastruktur Rp 15,3 T)
Wacana penggabungan bank pelat merah bukan kali ini saja muncul. Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, saat masih menjabat, juga kerap melontarkan rencana tersebut. Saat itu Mandiri direncanakan akan mencaplok BTN. Alasan rencana tersebut sama, yaitu untuk memperbesar skala perbankan nasional agar bisa sejajar dengan perbankan regional. Namun, hingga turun dari jabatannya, rencana Dahlan belum terealisasi.
Masa jabatan Gatot sebentar lagi juga akan segera habis. Gatot mengaku tetap konsisten dengan keinginannya untuk tak melakukan merger. “Sebagai profesional, saya tentu tak memikirkan program saat saya menjabat saja, tapi juga ke depan. Walaupun begitu, dia membebaskan penerusnya apakah akan melakukan merger atau sebaliknya,” ujarnya.
FAIZ NASHRILLAH
Berita Lainnya:
Alasan Konter Tiket di Soekarno-Hatta Dihapus
Pembelian Tiket Pesawat di Soekarno-Hatta Dihapus
YLKI Tak Setuju Konter Tiket Bandara Dihapus
Serpihan Air Asia Ditemukan di Pinrang