TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat energi dari Institut Teknologi Bandung, Bambang Setiawan, mengimbau masyarakat agar tak buru-buru membandingkan harga bensin di Indonesia dengan negara lain. Meski sama-sama tak disubsidi, banyak faktor yang menyebabkan harga bensin berbeda. "Banyak faktor yang membedakan harga, salah satunya adalah ongkos distribusi," ujar Bambang. (Baca: Harga Pertamax Plus di Malaysia Lebih Murah)
Menurut Bambang, infrastruktur pendistribusian BBM Indonesia akan berbeda dengan negara lain, terutama negara-negara maju. Infrastruktur pendistribusian yang efektif akan menghasilkan ongkos yang semakin kecil. (Baca: Harga Premium Akan Ikuti Harga Minyak Dunia)
"Ongkos ini yang biasanya menjadikan harga bensin naik dari harga keekonomisannya," katanya. Musababnya, pemerintah sudah tidak menanggung lagi ongkos kirim pendistribusian kepada Pertamina. "Jangan bandingkan harga bensin di Papua dengan harga bensin di negara lain," ujarnya.
Bambang mengatakan perbandingan harga yang paling mendekati harga di seluruh dunia adalah bensin di Pulau Jawa yang notabene memakan ongkos terkecil. Per 1 Januari 2015, harga Ron 95 di Malaysia RM 1,91 atau senilai Rp 6.816 per liter dibandingkan dengan harga di Indonesia yang mencapai Rp 9,650. "Faktor pembeda kalau bukan subsidi, ya ongkos pendistribusian," katanya.
ANDI RUSLI
Terpopuler :
Surat Cinta Menteri Jonan untuk Para Pilot
Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat
Kaya Raya, Lima Pesohor Bangkrut dalam Semalam
Turis Jepang Diperkosa Lima Pemuda India