TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina, sekutu Korea Utara, menyatakan, hingga saat ini, belum ada bukti negara pimpinan Kim Jong-un tersebut meretas studio Sony Pictures. Hingga saat ini, kasus peretasan Sony Pictures masih diselidiki.
"Sebelum membuat sebuah kesimpulan sendiri, perlu ada fondasi fakta (bukti) yang kuat," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, Senin, 22 Desember 2014.
Baca Juga:
Diberitakan sebelumnya, Biro Investigasi Federal (FBI) mengklaim peretasan Sony Pictures dilakukan oleh sekelompok peretas (hacker) asal Korea Utara bernama Guardian of Peace (GOP). Peretasan ini diyakini akibat film komedi produksi Sony berjudul The Interview yang menceritakan aksi dua wartawan bodor membunuh Kim Jong-un.
Peretasan tersebut membuat berbagai dokumen penting Sony Pictures, mulai transkrip negosiasi film hingga naskah, tersebar luas di dunia maya. Sony pun terpaksa menunda produksi sejumlah film mereka dan bahkan menarik The Interview dari peredaran.
Hua Chunying menuturkan pihaknya tetap akan menindaklanjuti peretasan ini. Hua Chunying menegaskan bahwa, di mata mereka, segala bentuk terorisme, baik di dunia maya maupun bukan, tetap hal terlarang.
"Posisi kami jelas, dan kami akan menangani hal ini sebaik mungkin berdasarkan hukum internasional dan fakta-faktas yang ada," ujarnya.
Cina adalah satu-satunya sekutu kuat Korea Utara. Uniknya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta bantuan Cina untuk menangani peretasan ini karena ada dugaan peretasan dilakukan dengan memanfaatkan server di Cina.
ISTMAN M.P. | REUTERS
Terpopuler
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan
Eva Bande, Dipenjara Gara-gara Bela Petani
Ini Calon KSAL Pilihan Menteri Susi
Survei : Susi Berprestasi, Puan Tak Dikenali