TEMPO.CO, Jakarta - Bank Pembangunan Asia (ADB) merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 dan 2015. Semula, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diramalkan sebesar 5,7 persen. Namun angka tersebut lalu dipangkas menjadi 5,3 persen. (Baca : ADB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,7 Persen).
Untuk tahun depan, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hanya 5,8 persen--lebih rendah dibanding prediksi sebelumnya, yaitu 6 persen. Pertumbuhan ekonomi lesu, menurut Deputy Country Director ADB Edimon Ginting, karena pemerintah melarang ekspor bijih mineral mentah dan kondisi moneter lebih ketat. "Akibatnya terjadi penurunan ekspor," katanya di Jakarta, Kamis, 25 September 2014. (Baca : ADB Prediksi Inflasi Akhir Tahun 4,8 persen)
Pada paruh pertama 2014, pertumbuhan PDB melambat menjadi 5,2 persen. Angka ini, kata Edimon, merupakan tingkat pertumbuhan yang paling lambat sejak 2009. Hal ini terjadi setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga tahun lalu untuk membatasi permintaan dalam negeri, mengendalikan inflasi, dan mengatasi defisit transaksi berjalan. "Perlambatan ini jauh lebih tajam daripada perkiraan, terutama karena melemahnya ekspor ke sejumlah pasar utama yang pertumbuhan ekonominya di bawah harapan," kata Edimon. (Baca : ADB: Asia Akan Pimpin Perekonomian Global)
Ekspor barang turun 2,3 persen pada paruh pertama. Begitu pula impor, yang turun 4,4 persen dengan penurunan terbesar pada bahan mentah dan barang modal. Surplus perdagangan pada paruh pertama meningkat hampir 3 kali lipat jika dibanding tahun 2013 menjadi Rp 2,9 miliar. Defisit perdagangan jasa dan neraca pendapatan menghasilkan defisit transaksi berjalan sebesar US$ 13,3 miliar atau setara dengan 3,1 persen dari PDB.
Untuk menambah pertumbuhan ekonomi 0,5 persen pada 2015, menurut Edimon, pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla harus mereformasi kebijakan. Tujuannya adalah memperbaiki iklim investasi dan birokrasi serta mempercepat pembangunan infrastruktur.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Terpopuler
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI
FPI Minta Ahok Jaga Mulut
Soal Gantung Diri di Monas, Anas: Siapa Bilang?
Adnan Buyung: Jaksa Penuntut Anas Bodoh
6 Orang Mati, Vonis Anas, dan Skandal Hambalang