TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan daging di sejumlah pasar tradisional anjlok akibat beredarnya daging babi hutan atau celeng. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan masyarakat ragu membeli daging karena takut mengandung celeng. (baca: Pemerintah Uji Daging Celeng di Tukang Bakso)
“Pedagang yang menjual daging celeng ini akhirnya akan merugikan kami. Pedagang dan pembeli sama-sama dirugikan," katanya ketika dihubungi, Senin malam, 7 Juli 2014.
Menurut Ngadiran, pasar-pasar yang diduga menjual daging celeng adalah pasar tradisional yang terletak di pinggiran kota atau perkampungan. “Jika di pusat kota biasanya akan cepat dicurigai dan ketahuan,” ujarnya. (baca: Badan Karantina Temukan 4,5 Ton Daging Celeng) Dia mendesak pemerintah agar menginvestigasi kasus ini. Bila tak segera dituntaskan, dia khawatir hal ini akan menurunkan jumlah penjualan daging sapi.
Sebelumnya, Badan Karantina Pertanian menangkap pelaku penyelundupan daging celeng ilegal dari Sumatera ke Jawa. Daging diselundupkan melalui Pelabuhan Merak, Banten. Juru bicara Badan Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, Banten, Mochamad Arief, mengatakan bahwa itu adalah penangkapan ke-17 atas kasus peredaran daging celeng dari Sumatera.
Penyelundupan daging celeng selama ini dilakukan di dua pelabuhan, yaitu Pelabuhan Merak di Banten dan Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Hingga Ahad, terdapat 35.341 kilogram daging celeng yang disita dari 17 penangkapan. (baca: Karantina Sulit Usut Jaringan Penjual Daging Celeng)
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI) Thomas Sembiring mengatakan isu daging celeng, tak membuat penjualan daging sapi impor turun. “Daging sapi yang kami impor berasal dari Australia, Selandia Baru dan Amerika. Pembeli percaya bahwa daging impor tidak mengandung babi,” kata Thomas.
JEIHAN KAHFI
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Kampanye Prabowo Saat Tarawih, Khatib Ini Diprotes
Tanpa Neymar? No Problem!
Prabowo Menang, Indeks Saham Bakal Jeblok