Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Telekomunikasi Indonesia membukukan nilai penghematan paling besar dibanding empat Badan Usaha Milik Negara lainnya, seperti PT Jasa Marga, PT Garuda Indonesia, PT Pelabuhan Indonesia II, dan PT Perkebunan Nusantara IV. Hal ini terungkap saat pemaparan hasil audit lima BUMN di Departemen Keuangan Jakarta, Kamis (13/3). Beberapa akuntan publik diminta untuk mengaudit lima BUMN itu sejak Nopember 2001 hingga akhir 2002. Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf mengaudit PT Perkebunan Nasional IV dan PT Telkom Indonesia; kantor akuntan Prasetio Utomo & Co/Arthur Anderson mengaudit PT Pelindo II; dan kantor akuntan Hadi Sutanto/PriceWaterhouseCooper mengaudit PT Garuda Indonesai dan PT Jasa Marga. Hasilnya menunjukan PT Telkom dalam kurun satu tahun bisa menghemat Rp 5,23 triliun. Jumlah penghematan ini paling besar dibanding PT Jasa Marga yang hanya bisa menghemat Rp 495 juta, PT Garuda Rp 120,3 juta, PT Perkebunan Nasional IV Rp 1,5 triliun. Dan PT Pelabuhan Indonesia II menghemat Rp 77,3 miilar. Total penghematan lima BUMN itu mencapai Rp 7,4 triliun. Menurut Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Darmin Nasution saat ini lima BUMN lainnya masih proses audit. Lima BUMN itu antara lain PT Semen Gresik, PT Kereta Api Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, PT Pupuk Sriwijaya, dan PT Taspen. Audit putaran keempat, kata Darmin, akan dilaksanakan pada September 2003, hingga pada akhir tahun 19 BUMN selesai diaudit. "Hasil audit ini selalu menjadi rujukan rencana kerja BUMN bersangkutan," jelas Darmin. Kata Darmin laporan kali ini merupakan laporan BUMN yang sebagian telah merealisasikan rekomendasi setiap kantor akuntan publik. Sebagian besar, kantor akuntan itu merekomendasikan penghematan dalam bidang operasi, investasi, pendanaan, dan penyelenggaraan perusahaan. Untuk itu, kata Darmin, setiap BUMN bisa memperkirakan penghematan setiap tahun. Potensial penghematan per tahun PT Jasa Marga diperkirakan Rp 63 miliar, PT Pelabuhan Indonesia Rp 77, 3 miliar, PT PN IV Rp 413,2 miliar, PT Telkom Rp 7,8 miliar. Sedangkan PT Garuda tidak mencantumkan prakiraan penghematan setiap tahun. Sedangkan Kepala Perwakilan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Indonesia David Nellor berharap dengan adanya audit ini, BUMN bisa lebih responsif terhadap keinginanan publik. "Ini proses struktural agar BUMN bisa lebih efesien," katanya. Ia menilai audit tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang akan berakibat pada membaiknya kinerja perusahaan publik. Bagja Hidayat --- TNR
Iklan
