TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Niaga PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Benny Marbun mengatakan pertumbuhan konsumsi listrik pada Januari-April 2014 melambat karena perlambatan di golongan industri. Benny mengatakan jika pada tahun sebelumnya konsumsi listrik di segmen pelanggan industri naik 9 persen, hingga April 2014 pertumbuhan hanya berkisar 5 persen.
Benny mengatakan kenaikan tarif tenaga listrik pada tahun ini diperkirakan akan mengerem pertumbuhan konsumsi listrik sekitar 1,5 persen. Namun, menurut dia, melemahnya pertumbuhan pada awal tahun di pelanggan industri bukan disebabkan oleh kenaikan tarif yang berlaku mulai 1 Mei 2014. (baca: Target Pertumbuhan Dinilai Tak Realistis)
"Konsumsi industri hanya tumbuh sekitar 5 persen karena pasar produknya memang melemah," kata Benny kepada Tempo, Sabtu, 14 Juni 2014. Benny memperkirakan pertumbuhan konsumsi listrik di segmen industri hanya berkisar 5 persen hingga 6 persen pada 2014.
Namun, Benny mengatakan berkurangnya konsumsi listrik bukan karena perusahaan mengurangi kegiatan produksi. "Industri akan menyiasati kenaikan tarif listrik, misalnya menggunakan peralatan yang lebih efisien, tetapi bukan mengurangi kegiatan produksi," kata Benny.
Tahun ini pemerintah akan menaikkan tarif tenaga listrik secara bertahap untuk tujuh golongan pelanggan listrik sehingga subsidi listrik untuk tahun berjalan sebesar Rp 85,75 triliun.
Pemerintah dan Badan Anggaran DPR menyepakati alokasi subsidi listrik dalam RAPBNP 2014 sebesar Rp 103,8 triliun yang terdiri atas subsidi tahun berjalan dan pembayaran sebagian kekurangan subsidi listrik 2013.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jarman mengatakan pemerintah menurunkan target pertumbuhan konsumsi listrik tahun ini dari 9 persen menjadi 7 persen.
koreksi ini didasarkan pada realisasi pertumbuhan pemakaian listrik pada 2013 dan sepanjang Januari-April 2014. "Target pertumbuhan 7 persen tahun 2014 didasarkan pada realisasi pertumbuhan listrik 2013 sebesar 6,93 persen serta realisasi pertumbuhan listrik dari Januari hingga April 2014 sebesar 6,72 persen," kata Jarman. (baca: Mengapa PLN Rugi hingga Rp 30,9 Triliun?)
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE