TEMPO.CO, New York - Harga minyak global mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, 9 Juni 2014. Sebabnya, investor melihat ada tanda-tanda peningkatan permintaan yang kuat pada semester kedua tahun ini.
"Saya pikir keseimbangan pasokan dan permintaan masih cukup ketat pada babak kedua," kata Wakil Presiden Senior Bidang Energi di Jefferies Bache LLC, Andy Lebow, seperti dilansir The Wall Street Journal, Senin, 9 Juni 2014.
Menjelang pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina pada Rabu mendatang, pengamat pasar sempat mempertanyakan apakah memungkinkan negara-negara anggota OPEC bisa meningkatkan produksinya pada akhir tahun. Sebab, diperkirakan permintaan yang lebih tinggi bakal terjadi hingga akhir tahun.
OPEC selama ini memproduksi satu dari tiga barel minyak yang dikonsumsi setiap hari di dunia. Sejak 2011, organisasi telah mempertahankan produksi sebesar 30 juta barel per hari. Namun sejumlah analis yang mengutip data Badan Energi Internasional memprediksi permintaan dunia rata-rata akan mencapai 30,7 juta barel per hari.
Harga minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli ditutup naik sebesar US$ 1,75 atau 1,7 persen ke posisi US$ 104,41 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga ini menjadi harga penutupan tertinggi sejak 3 Maret 2014.
Sedangkan harga minyak mentah Brent di Bursa ICE Futures mengalami peningkatan US$ 1,38 atau 1,3 persen ke posisi US$ 109,99 per barel. Pada perdagangan global, perbedaan harga di antara dua kontrak tersebut hanya sebesar US$ 5,58 per barel, gap tersempit sejak 15 April 2014.
AYU PRIMA SANDI | THE WALL STREET JOURNAL
Berita Lain
Klaim Lihat MH370, Pekerja Kilang Minyak Dipecat
Pengasuh Lirboyo, KH Idris Marzuki Wafat
Debat Capres Masih Gunakan Strategi 5-3-2