TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik tak yakin rencana larangan penjualan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir pekan atau hari libur akan efektif. "Kalau Sabtu dan Minggu dilarang membeli BBM bersubsidi, rakyat akan lihai mengatasinya,” tuturnya dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR kemarin, Kamis malam, 5 Juni 2014.
Salah satu siasat masyarakat adalah dengan melakukan pembelian bensin satu hari sebelum libur. “Kemungkinan pada Jumat malam mereka antre panjang di SPBU dan penuh,” ujar Jero. (Baca: Opsi, BBM Subsidi Tidak Dijual Setiap Akhir Pekan)
Dengan siasat seperti itu, masyarakat akan tetap menggunakan kendaraanya pada akhir pekan dengan menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi. "Rakyat canggih juga nanti mengakalinya," katanya.
Ia pun pesimistis kebijakan penghentian penjualan BBM bersubsidi pada akhir pekan tidak banyak menyumbang penghematan jatah subsidi sebesar 48 juta kiloliter pada tahun ini. Padahal semula pemerintah menargetkan konsumsi BBM bersubsidi bisa ditekan menjadi 46,3 juta kiloliter dengan program larangan penjualan di bahan bakar pada akhir pekan tersebut. (Baca: Pemerintah Kurangi Kuota BBM Subsidi 2 Juta KL)
Dari hitungan Kementerian Energi, hingga bulan Mei lalu, penyerapan BBM bersubsidi telah mencapai 15 juta kiloliter. "Kami ekstrapolasi. Hingga akhir tahun kalau kehidupan berjalan normal, penyerapan BBM bersubsidi menjadi 45 juta kiloliter," tuturnya.
Namun ia juga mengatakan penyerapan BBM bersubsidi pada semester kedua selalu lebih besar dibanding semester pertama. Ia mencontohkan hari libur sekolah, libur hari raya Idul Fitri, dan libur akhir tahun yang akan lebih banyak menyedot kuota BBM bersubsidi.
ALI HIDAYAT
Berita terpopuler:
Ini Beda Karimun di Indonesia dan di Pakistan
Juni, Jaringan Hotel Accor Luncurkan 4 Hotel Baru
Kemenhub Bantah Terima Suap dari Jepang