TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan akan melakukan pertemuan bilateral dengan unit intelijen finansial Singapura, Suspicious Transaction Reporting Office (STRO), pada pertemuan Juni mendatang. "Yang akan membahas penguatan kerja sama pertukaran informasi dan analisis," kata Wakil Ketua PPATK Agus Santoso kepada Tempo, Kamis, 22 Mei 2014.
Ia menjelaskan kerja sama tersebut diharap mampu memberikan informasi tentang transaksi keuangan mencurigakan dengan lebih efektif. Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Bahrullah Akbar, menyebutkan ada 6 juta penduduk di Singapura.
Namun ia mengatakan jumlah rekening di negara tetangga Indonesia tersebut mencapai 30 juta. "Lalu 24 juta rekening itu punya siapa saja?" ucapnya dalam diskusi bertema "Peranan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Mendorong Terwujudnya Kesejahteraan Rakyat."
Meski demikian, PPATK mengklaim belum memiliki catatan seperti itu. Agus menjelaskan kerja sama antara PPATK dan STRO baru menunjukkan perubahan dalam tiga bulan terakhir.
"Kami dalam tiga bulan ini menerima 16 spontaneous report dari STRO," kata Agus. Ia mengungkapkan sebenarnya model kerja sama seperti yang dijalankan dengan STRO ini sudah diterapkan bersama Australian Transaction Reports and Analysis Centre (Austrac).
Melalui kerja sama ini, Agus melanjutkan, PPATK dan Austrac berhasil mengungkap kejahatan pencucian uang dengan tindak pidana asal penyelundupan tembakau. "Kasus ini sekarang ditangani Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Tipideksus) Mabes Polri," ucapnya.
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler
Dilaporkan ke Polisi, Ahok Tantang Balik Udar
Malaysia Hentikan Pembangunan Mercusuar di Tanjung Datu
Tekan Inflasi Jakarta, Jokowi Dipuji Mendagri