TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha PT Pertamina (Persero) di bidang energi panas bumi, mengalokasikan belanja modal US$ 312 juta (sekitar Rp 3,62 triliun) pada 2014. Nilai investasi ini naik 25 persen dibanding 2013, yang mencapai US$ 250 juta. (Baca : Pemerintah Lelang 11 Wilayah Kerja Panas Bumi )
Menurut Direktur Utama PGE Roni Gunawan, kenaikan belanja modal tersebut terjadi setelah perseroan memulai pembangunan konstruksi dan pengadaan teknis (engineering procurement and construction/ EPC) untuk beberapa proyek. (Baca juga : Investasi Kuartal I 2014 Mencapai Rp 106,6 Triliun)
"Tahun lalu, belanja modal relatif rendah karena kami menunggu perizinan," katanya di kantor pusat PT PLN, Kamis malam, 24 April 2014.
Sepanjang 2014, PGE akan mengebor 17 sumur panas bumi yang terdiri atas 16 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi. Saat ini, kata Roni, biaya pengeboran mencapai US$ 7-12 juta per sumur. (Baca juga :Indonesia Miliki Sumber Panas Bumi Terbesar )
Setelah masalah biaya teratasi, PGE menghadapi kendala perizinan. Menurut Roni, hal ini terjadi karena banyak sumur yang terletak di dalam hutan, termasuk hutan lindung dan cagar alam. Untuk mendapat izin pinjam-pakai hutan lindung, PGE membutuhkan waktu dua tahun. Perseroan pun belum mendapat izin untuk wilayah kerja panas bumi yang berada di kawasan cagar alam.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Roni mengaku telah menempuh bermacam cara. "Misalnya di Kamojang, Jawa Barat, izin untuk lahan seluas 800 meter persegi saja tidak keluar. Akhirnya kami coba mengebor miring, sulit, tapi mudah-mudahan berhasil," katanya.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita Terpopuler
Ketua Umum Gerindra Dikalahkan Anak Jenderal Djoko
Akuisisi Batal, Dahlan: Saya Seolah Menteri Ngawur
Ahok: Kita Beragama tapi Tak Bertuhan
Ditanya Anak SD, Ini Impian Ahok Jadi Wagub