TEMPO.CO, Surabaya - PT Perkebunan Nusantara (Persero) XII membukukan kenaikan laba bersih sebesar Rp 12 miliar menjadi Rp 140 miliar pada 2013. Sekretaris Perusahaan PTPN XII Herry Purwanto mengatakan angka itu naik 9,37 persen dibandingkan 2012 sebesar Rp 128 miliar. Kenaikan itu seiring bertambahnya pendapatan yang sebagian besar disumbang oleh komoditas karet.
"Sesuai rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) pada 2014, kami menargetkan laba bersih turun menjadi Rp 138 miliar," ujarnya saat ditemui di kantor pusat PTPN XII, Selasa, 25 Maret 2014. (Lihat juga: PTPN X Optimistis Tingkatkan Produksi Gula)
Baca Juga:
Penurunan laba bersih pada 2014, kata Herry, dipicu membengkaknya beban biaya operasional pembangunan pabrik gula Glenmore yang direncanakan beroperasi Agustus 2015. Pada 2013, dia merinci perseroan membukukan total pendapatan sebesar Rp 1,159 triliun, naik dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 1,130 triliun. Adapun target pendapatan pada 2014 sebesar Rp 1,416 triliun.
Tahun lalu, komoditas karet berkontribusi sebesar 32 persen terhadap total pendapatan. Kemudian aneka kayu berkontribusi 26 persen, tebu 15 persen, kopi arabika 6 persen, robusta 5 persen, teh 0,6 persen, dan komoditas hortikultura lainnya sebesar 20 persen. Sedangkan komoditas cokelat masih merugi. “Cokelat belum memberikan kontribusi pendapatan. Banyak tanaman terserang penyakit dan sudah tua," katanya. (Baca juga: PTPN XII Gagal Tanam Sorgum di Banyuwangi)
Ke depannya, kata dia, PTPN XII akan memperluas area kebun tanaman yang menghasilkan, seperti karet, kopi arabika, dan robusta. Adapun lahan tanam kakao edel, kakao bulk, dan teh akan diperkecil. Alasannya, kata Herry, perseroan menyesuaikan jumlah permintaan dan fluktuasi harga komoditas.
Baca Juga:
Perseroan mencatatkan produksi karet pada 2013 sebesar 11.765 ton, kopi arabika sebesar 1.451 ton, robusta 3.208 ton, teh 2.428 ton, kakao edel 268 ton, dan kakao bulk 2.087 ton. Saat ini PTPN XII menguasai area hak guna usaha seluas 80.736 hektare. Dari luasan itu, 61.834 hektare merupakan lahan yang diusahakan.
DIANANTA P. SUMEDI (SURABAYA)
Terpopuler:
Lion Air: Penundaan karena Masalah Operasional
Telat 18 Jam, Lion Air Terancam Didenda
Dolar Berlimpah, Rupiah Menguat