TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko menyatakan masa transisi dari jalur rel tunggal ke jalur rel ganda di jalur utara Jawa berpotensi menyebabkan keterlambatan kereta. Namun keterlambatan tersebut masih bisa ditoleransi dan bertujuan untuk menjamin keselamatan penumpang. (Lihat juga: Maret Pindah ke Rel Ganda, Jadwal Kereta Terganggu)
“Memang keterlambatan tidak terhindarkan. Adanya perubahan operasi jalur rel, maka kecepatan kereta pasti diturunkan. Namun semua ini dilakukan untuk keselamatan daripada terjadi kecelakaan. Kami mohon maaf jika ada keterlambatan,” katanya di kantor Kementerian Perhubungan, 27 Februari 2014. Menurut rencana, rel ganda (double track) lintas utara Jawa yang membentang dari Jakarta hingga Surabaya akan beroperasi akhir Maret ini.
Keterlambatan tidak terlalu lama, yaitu berkisar 20-30 menit. Menurut Hermanto, daerah yang terparah mengalami keterlambatan adalah Jawa Tengah. (Baca juga: Rel Ganda Dilengkapi Terowongan 600 Meter)
Bila sudah beroperasi semua, jalur rel ganda utara Jawa diharapkan bisa mengurangi kepadatan jalur truk angkutan barang di Pantai Utara Jawa. Pengoperasian rel ganda tersebut diperkirakan bisa mengurangi angkutan truk 25-30 persen. Selain itu, penumpang yang biasa menggunakan mobil angkutan diharapkan juga berkurang karena memilih naik kereta.
ANANDA TERESIA
Terpopuler:
Perikanan Indonesia Masih Unggul di ASEAN
Rakuten Berfokus pada Mobile Commerce
Parwisata Indonesia Tertinggal di ASEAN
BI Akan Terbitkan Produk Simpanan Deposito