TEMPO.CO , Kuala Lumpur - CEO Air Asia, Tony Fernandes, mengatakan sangat mendorong sistem kebijakan langit terbuka atau liberalisasi penerbangan (open sky) di kawasan ASEAN segera diberlakukan. Menurut dia, dengan sistem ini aktifitas ekonomi kawasan Asia akan semakin tumbuh.
"Kami harap ASEAN open sky dipercepat. Dengan adanya open sky akan baik untuk Asia karena akan lebih banyak aktivitas ekonomi," kata Tony di sela tur media pembangunan kawasan Epsom College di Malaysia, Kamis, 20 Februari 2014.
Tony mengatakan ASEAN merupakan kawasan yang cukup menjanjikan untuk bisnis maskapai penerbangan dengan jumlah pasar yang begitu besar. "Saya pikir ada potensi besar. Ide untuk open sky cukup fantastis," katanya.
Jika open sky di kawasan ASEAN terwujud, Tony mengaku perusahaannya tidak akan mengubah strategi tarif pesawat rendah dengan kualitas terjamin. Dia mengklaim Air Asia mempunyai produk yang bagus dalam tarif maskapai murah.
"Kompetisi akan semakin banyak dan itu bagus untuk kita. Saya tumbuh berkat kompetisi. Saya suka tantangan. Dan itu yang membuat saya semangat untuk bangun pagi hari," ujarnya.
ASEAN Open Sky merupakan kebijakan untuk membuka wilayah udara antaranggota negara ASEAN mulai 2015. Namun, Kementerian Perhubungan menyatakan ada kekhawatiran bagi maskapai nasional dalam menghadapi sistem tersebut, yaitu belum transparannya pubikasi ketersediaan slot time penerbangan pada setiap bandara, khusunya landing, take off, parking, dan boarding gate.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Bertia Lain:
Mulai 27 Maret, Kurs BI Gantikan NDF Singapura!
Ekonomi Belum Stabil, Indeks Saham Masih Rentan
Genjot Kredit Mikro, Bank Mutiara Perbanyak Kios
Hasil Rapat The Fed Koreksi Laju Indeks
Bunga Amerika Bakal Naik, Dolar Kembali Perkasa
Divestasi Bank Mutiara Dilanjutkan Maret
Saham Konsumsi dan Infrastruktur Masih Andalan