TEMPO.CO , Jakarta - Indonesia dan Turki sepakat meningkatkan kerjasama perdagangan hingga US$ 5 miliar pada tahun ini. Menteri Pertanian Suswono mengatakan, target tersebut bisa dicapai terutama dengan mendorong kerjasama di sektor pertanian. "Volume perdagangan kedua negara masih sangat mungkin ditingkatkan," kata Suswono di kantor Kementerian Pertanian, 19 Februari 2014.
Terkait kerjasama di sektor ini, kedua negara telah meneken nota kesepahaman dalam kunjungan Presiden SBY ke Turki beberapa waktu lalu. Untuk membicarakan lebih detil mengenai sektor yang bisa ditingkatkan lagi, Suswono akan membentuk kelompok kerja. "Agar bisa segera diimplementasikan," ujarnya.
Duta Besar Indonesia untuk Turki, Nahri Agustini mengatakan, volume perdagangan kedua negara pada 2013 surplus US$ 1,6 miliar. Dari total nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Turki mencapai US$ 1,9 miliar dengan impor senilai US$ 300 juta.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Yusni Emilia Harahap, menyebut Turki sebagai pasar pertanian yang potensial bagi Indonesia, terutama untuk minyak sawit mentah (CPO). Selama ini Turki justru mengenal Malaysia sebagai produsen besar. "Ini menjadi momentum untuk memposisikan bahwa Indonesia sebenarnya merupakan produsen kelapa sawit yang sebenarnya," kata Emilia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian hingga September 2013, Turki masih menduduki posisi ke-15 pasar ekspor produk kelapa sawit Indonesia. Volume ekspor CPO ke Turki baru 297,05 juta kilogram senilai US$ 212,7 juta.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler:
Baru Ketemu Risma, Wisnu Sudah Cerita Proyek
Pesan Jokowi untuk Wali Kota Risma: Sabar ya, Bu...
Hasil Lengkap Pertandingan Liga Champions
Curhat Wali Kota Risma kepada Elite PDIP
Digempur Lobi Jalur ITS dan Sogokan, Surutkah Risma?
Kisah Ransel Hitam Buat Sutan Bhatoegana