Berikutnya, kata Pitoyo, yakni normalisasi sungai Ciliwung lama dari Manggarai sampai Masjid Istiqlal. Selanjutnya, pengangkatan jembatan-jemabatan yang melintasi Banjir Kanal Barat sampai Muara. "Pengangkatan diperlukan karena jembatan bisa menyumbat aliran air.
Ketujuh, Pitoyo berujar kembali, normalisasi sunagi Ciliwung yang melintas daerah Bukit Duri. Daerah tersebut rawan banjir sehingga diperlukan normalisasi.
Kedelapan, pemerintah akan melakukan program konservasi dan non-struktural. Semisal pembuatan sumur resapan, penghijauan bantaran sungai serta pembinaan terhadap masyarakat akan pentingnya sungai Ciliwung.
Terakhir, ujar Pitoyo, pembuatan sudetan bebebtuk terowongan yang menyambungkan antara sungai Ciliwung dengan Banjir Kanal Timur (BKT). "Tahun ini sudetan akan dibangun," ucapnya. Anggaran untuk sudetan diperkirakan sebesar Rp 550 miliar dan progresnya masih dalam proses lelang.
Pitoyo enggan menaggapi perihal anggaran yang dibutuhkan untuk kesembilan program tersebut. "Kami hanya mengusulkan untuk dana sebaiknya ditanya ke pemerintah daerah," tutur dia. Namun ia menilai semua program tersebut dapat tuntas pada tahun 2016.
ERWAN HERMAWAN