Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Departemen Pertanian AS Tak Temukan Kasus Sapi Gila Baru

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Departemen Pertanian Amerika Serikat menyatakan, seekor hewan ternak yang awalnya diduga terjangkit penyakit sapi gila atau bovine spongiform encephalopathy (BSE), bebas dari penyakit tersebut. Hewan ini dinyatakan bebas setelah menjalani tes selama dua kali, hasilnya tetap negatif. Menurut Deputi Adminstrator Layanan Pemeriksaan Kesehatan Tanaman dan Hewan Departemen Pertanian John Clifford, para ilmuwan telah melakukan dua kali tes dan hasil dari kedua tes itu negatif. “Tes pertama selesai Senin (22/11), hasilnya negatif. Tes kedua yang selesai Selasa (23/11), hasilnya juga negatif,” kata Clifford. Departemen Pertanian memerintah dilakukannya tes ini Kamis pekan lalu, setelah pada tes pendahuluan yang hasilnya tidak terlalu meyakinkan, sapi itu disarankan untuk dibunuh. Sejauh ini, pemerintah Amerika Serikat tetap tidak mau menyebutkan usia, jenis kelamin, dan berasal dari mana hewan ternak tersebut. Industri peternakan sapi Amerika Serikat menunggu dengan cemas selama Departemen Pertanian melakukan tes selama lima hari tersebut. Para pelaku industri peternakan khawatir akan ditemukan lagi yang kedua kalinya kasus penyakit sapi gila yang menyerang otak sapi itu. Total bisnis industri peternakan di negara ini mencapai sekitar US$ 32 miliar.Begitu hasil tes diketahui negatif, perdagangan lima perusahaan peternakan di Chicago Mercantile Exchange kemarin langsung naik. Untuk kontrak pengiriman Desember ditutup naik 2,6 sen menjadi US$ 87,25 sen per pon.Vice President Asosiasi Peternakan Sapi Nasional Chandler Keys mengaku, tidak terkejut dengan hasil tes yang negatif, karena sejak awal sudah memperkirakannya.Para analis memperkirakan, kontrak berjangka peternakan akan dibuka naik US$ 0,50-1,50 sen per pon lebih tinggi pada perdagangan pagi ini waktu setempat, karena kabar baik dari Departemen Perdagangan tersebut. Seperti diketahui, kasus penyakit sapi gila pertama kali ditemukan di Amerika Serikat Desember tahun lalu. Waktu itu yang terserang adalah sapi perah jenis Holstein dari negara bagian Washington.Akibat peristiwa tersebut, ekspor sapi Amerika Serikat senilai US$ 3,8 miliar menjadi terhenti, meskipun beberapa negara tetap melakukan pemesanan. Kejadian ini juga membuat pemerintah Amerika memperketat pengawasan dan keamanan, termasuk larangan penggunaan hewan ternak yang sakit untuk makanan manusia. Departemen Pertanian telah melakukan serangkaian tes ke lebih dari 121 ribu hewan ternak sejak Juni, sebagai upaya untuk mendeteksi adanya penyakit sapi gila. Kuartal lalu, kantor kementerian ini melaporkan adanya dua ekor hewan ternak yang diindikasikan terkena penyakit itu dalam tes pendahuluan. Namun, setelah dilakukan tes yang lebih teliti, kedua ekor hewan ternah itu dinyatakan bebas dari penyakit sapi gila. Reuters/Grace - Tempo
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Penyakit Sapi Gila, Daging Asal Brasil Dilarang Masuk Beberapa Negara

3 Maret 2023

Seorang pekerja menyebarkan daging asin yang akan dikeringkan dan dikemas di pabrik JBS S.A, produsen daging sapi terbesar di dunia, di Santana de Parnaiba, Brasil 19 Desember 2017. REUTERS/Paulo Whitaker
Kasus Penyakit Sapi Gila, Daging Asal Brasil Dilarang Masuk Beberapa Negara

Kementerian Pertanian Brasil juga memastikan bahwa Rusia telah menghentikan impor dari Para setelah temuan kasus penyakit sapi gila.


Inilah 7 Penyakit yang Belum Ditemukan Obatnya

6 Desember 2022

Ilustrasi HIV/AIDS. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Inilah 7 Penyakit yang Belum Ditemukan Obatnya

Tidak semua penyakit yang ada di dunia ini mampu ditemukan obat penawarnya. Berikut sejumlah penyakit yang belum ditemukan obatnya.


Bangkalan Minta Sapi Luar Tidak Masuk Madura

15 Desember 2014

TEMPO/Prima Mulia
Bangkalan Minta Sapi Luar Tidak Masuk Madura

Wabah penyakit antraks yang terjadi di Blitar dikhawatirkan bisa menular ke Madura.


Soekarwo Klaim Tidak Ada Penularan Antraks  

15 Desember 2014

TEMPO/Prima Mulia
Soekarwo Klaim Tidak Ada Penularan Antraks  

Belasan sapi yang mati langsung dimusnahkan.


Kediri Tolak Sapi Blitar Gara-gara Antraks  

15 Desember 2014

TEMPO/Prima Mulia
Kediri Tolak Sapi Blitar Gara-gara Antraks  

Kediri menjadi tujuan pengiriman sapi dari Blitar, wilayah yang sedang mengalami endemi antraks.


Wabah Antraks Serang Peternakan Sapi di Blitar  

11 Desember 2014

TEMPO/Prima Mulia
Wabah Antraks Serang Peternakan Sapi di Blitar  

Kematian belasan sapi ini sempat membuat warga sekitar peternakan cemas.


Takut Sapi Gila, Banyuwangi Stop Impor Sapi Kanada  

10 Mei 2012

ANTARA/Syaiful Arif
Takut Sapi Gila, Banyuwangi Stop Impor Sapi Kanada  

Kanada pernah datang ke Banyuwangi untuk mensurvei tempat pembudidayaan sapi di Kecamatan Licin.


Sapi Gila, Amerika Harus Buktikan Tidak Berbahaya

9 Mei 2012

Suasana di Pasar Daging Senen, Jakarta, (12/10). Pemerintah telah mengeluarkan izin impor daging sapi dari Irlandia, dan sedang mempertimbangkan impor daging sapi dari Polandia. Foto: TEMPO/Subekti.
Sapi Gila, Amerika Harus Buktikan Tidak Berbahaya

Kalau tidak berbahaya, larangan impor bisa dicabut.


Dubes AS Klarifikasi Penyakit Sapi Gila  

2 Mei 2012

Scot Marciel. TEMPO/Seto Wardhana
Dubes AS Klarifikasi Penyakit Sapi Gila  

Amerika Serikat melaporkan tindakan yang telah dan akan dilakukan di negaranya.


Pemerintah Belum Cabut Impor Sapi Amerika  

2 Mei 2012

Menteri Pertanian, Suswono. ANTARA/Oky Lukmansyah
Pemerintah Belum Cabut Impor Sapi Amerika  

Kami dalam posisi menunggu dari Amerika," kata Menteri Pertanian Suswono.