TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate diprediksi akan berdampak negatif pada kinerja sejumlah emiten pasar modal. "Efeknya pertumbuhan laba emiten akan sedikit melemah," ujar analis First Asia Capital, David Sutyanto, Jumat, 13 September 2013.
Menurut David, kenaikan BI rate kemarin sebanyak 25 basis poin di luar ekspektasi pasar. Pelaku, kata David, memprediksi BI akan tetap menahan suku bunganya di level 7 persen.
Di sisi lain, kata dia, kenaikan BI Rate diyakini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. "Kenaikan BI Rate akan memperlambat tingkat konsumsi dan meningkatkan biaya modal," katanya.
Meski begitu, David menilai kenaikan tersebut dapat mendorong tingkat investasi. Sebab, selisih yang tipis antara BI Rate dan inflasi akan membuat pasar semakin menarik. "Hal tersebut diharapkan dapat membuat rupiah stabil dan menguat," ujar David.
Seperti diketahui, kemarin Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin. Dengan demikian, maka BI rate sudah berada di kisaran 7,25 persen.
Baca Juga:
Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah terbatas. IHSG akan menguji support di 4.300 dan resisten di 4.400.
RIRIN AGUSTIA
Terhangat:
Harmonisasi Vicky | Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani
Baca Juga:
Diduga Ratusan Model Jadi Korban Casting Bugil
Begini Isi Surat Vicky Prasetyo di Penjara
Pemilu Hari Ini, Jokowi Presiden di Kelas Menengah