TEMPO.CO, Batam - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Amanlison Sembiring, menyebutkan pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau (Kepri) melambat 2,15 persen. Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan pertama tahun ini tercatat 7,96 persen (year on year), sementara di triwulan kedua hanya 5,81 persen (year on year).
Secara keseluruhan, sampai akhir tahun, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan menurun dari 8,21 persen ke kisaran 7,3-7,7 persen. Menurut Amalinson, perlambatan pertumbuhan ekonomi ini tak lepas dari perlambatan ekonomi global. "Ini dapat dilihat dari menurunnya aktivitas perdagangan internasional yang berdampak pada perlambatan ekspor serta investasi," ujarnya di Batam, Senin, 26 Agustus 2013.
Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan dinilai meningkatkan nilai konsumsi makanan, sehingga konsumen rumah tangga terpaksa mengurangi konsumsi nonmakanan. Hal ini tercermin dari penurunan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, yang salah satunya diakibatkan oleh penurunan penjualan retail.
Amanlison Sembiring memperkirakan pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi di wilayah Kepri baru akan meningkat pada triwulan III 2013. Dia memprediksi, pada saat itu pertumbuhan ekonomi lokal akan berada di kisaran 7,74-8,14 persen. "Sejalan dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan investasi," ujarnya.
Amalinson juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi pembelian produk impor. Saat ini, 40 persen barang yang beredar di Kepulauan Riau adalah barang impor. "Tapi, krisis ekonomi yang pernah menimpa Indonesia pada 1998 tidak akan terulang lagi karena sudah ada kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah," katanya.
RUMBADI DALLE (BATAM)
Berita Terpopuler: