TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen regional yang cenderung negatif ditambah kebijakan pemerintah yang dinilai masih normatif membuat indeks ditutup datar.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini nyaris tak bergerak dari posisi sebelumnya dengan pelemahan 1,58 poin (0,04 persen) ke level 4.169,82. Indeks sempat menembus level tertingginya di 4.239 pada siang hari namun langsung terjun bebas di akhir sesi.
Tekanan jual yang melanda bursa Hang Seng dan bursa Cina menjelang closing membuat indeks gagal bertahan di zona positif. Di samping itu, pernyataan Menteri Perekonomian tentang pokok-pokok kebijakan penyelamatan pasar keuangan direspons netral oleh pasar.
Kepala Riset PT Batavia Prosperindo Sekuritas, Andy Ferdinand, mengatakan sentimen negatif dari ketidakpastian stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed) masih menghantui investor. "Stimulus The Fed dan pelemahan rupiah masih menjadi isu sentral di pasar berkembang dan mempengaruhi pasar modal akhir-akhir ini."
Pelemahan rupiah yang terjadi sebagai konsekuensi defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan telah sangat membebani IHSG. semakin tinggi pelemahan rupiah, semakin tinggi juga koreksi indeks. "Apabila pemerintah mampu menyelesaikan persoalan rupiah, maka indeks akan menguat," ujar Andy.
Saham yang berpindah tangan hari ini mencapai 5,1 miliar lembar saham senilai Rp 5,6 triliun dengan frekuensi 166,9 ribu kali transaksi. Sebanyak 123 saham menguat, 135 saham naik, dan 82 lainnya tak berubah. Asing mencatat penjualan bersih Rp 197 miliar.
Bursa regional bervariasi cenderung melemah hingga 16.45 WIB. Nikkei 225 menguat 2,21 persen, indeks Hang Seng melemah 0,15 persen, Strait Times turun 0,02 persen, Strait Times melemah 0,02 persen, dan bursa Shanghai susut 0,47 persen.
PDAT | M. AZHAR