TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan membangun pabrik beton pra-cetak (precast) di Myanmar. Menurut Direktur Wijaya Karya, Ganda Kusuma, investasi tahap awal yang akan digelontorkan mencapai Rp 150 miliar. "Pabrik ini akan mencetak beton 27 ribu ton per tahun," kata dia seusai menandatangani naskah kerjasama dengan perusahaan Myanmar, Kamis 18 Juli 2013.
Untuk ekspansi ini WIKA menggandeng perusahaan asal Myanmar, United Mercury Group (UMG). Ganda mengatakan WIKA dan UMG akan membentuk perusahaan patungan (joint venture). Perusahaan ini akan merealisasikan pembangunan pabrik di atas lahan seluas 5 hektare yang disediakan UMG. "Pembangunan pabrik ini memakan waktu setahun," ujarnya.
Jika permintaan beton di Myanmar terus tumbuh, WIKA akan memperbesar kapasitas produksi pabrik tersebut. Ganda optimistis bisnis di Myanmar akan meraup untung lantaran pesaing yang relatif sedikit. "Padahal proyek infrastrukturnya cukup banyak," katanya.
Ekspansi ke Myanmar merupakan wujud strategi WIKA untuk menjadi perusahaan konstruksi terbaik di Asia Tenggara. Direktur Operasi WIKA Destiawan Suharjono mengatakan ekspansi ke luar negeri sudah dimulai pada 2006 lantaran potensi proyek infrastruktur di luar negeri sangat besar.
Untuk mengembangkan usaha ke luar negeri, Destiawan mengatakan ada dua persiapan yakni dari sisi sumber daya manusia serta menggandeng mitra kerja lokal. Karena itu, kata dia, WIKA berupaya menjalin kongsi dengan perusahaan lokal yang memiliki reputasi baik.
Strategi berikutnya adalah dengan membuka kantor baru di negara tujuan. Dengan begitu, kata Destiawan, pekerja dari Indonesia dapat lebih memahami budaya kerja di negara lain."Tantangan terbesarnya itu di budaya,"katanya.
Pada Januari-Mei 2013, WIKA meraih kontrak baru senilai Rp 7 triliun. Dari angka itu, Rp 400 miliar diperoleh dari luar negeri.
ANANDA PUTRI | RIRIN AGUSTIA
Bisnis populer:
Investasi Ustadz Yusuf Mansur Dipermasalahkan
Dahlan: Bisnis Yusuf Mansur Sensitif
Bisnis Yusuf Mansur Diklarifikasi Dahlan Besok
Bisnis Investasi Yusuf Mansur Dinilai Ilegal
Dahlan Iskan Ajak Yusuf Mansur Beli Bank Mutiara