TEMPO.CO, Jakarta -PT Freeport berencana akan membangun terowongan tambang bawah tanah dengan panjang 1.000 kilometer. Terowongan tambang itu akan menjadi yang terbesar di dunia. "Saat ini baru 400 kilometer. Terowongannya melingkar," kata Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Sutjipto dalam rapat otonomi khusus Papua di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 5 Juli 2013.
Dia mengatakan pembangunan terowongan bawah tanah itu merupakan langkah perusahaan untuk mengatasi habisnya cadangan bijih emas di daerah permukaan yang diperkirakan pada 2016. "Sehingga kami harus konversikan produk kami," katanya.
Menurut dia, dengan terowongan tersebut, PT Freeport bisa menambah cadangan 2,5 miliar ton bijih dengan kadar emas dan perak. Investasi yang disiapkan untuk persiapan pembangunan terowongan bawah tanah akan menghabiskan biaya hingga US$9,8 miliar.
Desain dan kapasitas pembangunan akan selesai antara 2019 atau 2020. "2013 mencapai US$1miliar untuk persiapan tambang di bawah tanah," kata Rozik.
Rozik berharap renegosiasi kontrak PT Freeport dengan pemerintah segera selesai. Menurut dia, kontrak Freeport akan habis pada 2021 mendatang. Jika renegosiasi selesai dan pembangunan terowongan tambang bawah tanah tersebut bisa dilaksanakan, dia mengatakan cadangan bisa sampai 2057. "Cadangan terbukti yang kami miliki cukup sampai 2057. Kami harap renegosiasi bisa segera selesai," katanya.
Sementara itu, Menteri Koodinator Perekonomian Hatta Rajasa, masih akan melakukan negosiasi dengan Freeport. Dia mengaku optimistis renegosiasi bisa selesai pada 2014 mendatang. "Tapi kan tidak bisa diburu-buru. Ini semua masih berjalan," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak?
Terpopuler:
Pengumuman SBMPTN Dimajukan 8 Juli
Ini Kronologi Jual-beli Tanah 'Wakaf' Hilmi