TEMPO.CO, Jakarta - Aksi beli spekulatif terhadap saham-saham yang dinilai berprospek cerah menjadi katalis indeks untuk kembali mencatat level tertinggi. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada hari ini ditutup menguat 34,32 poin (0,69 persen) ke level 5.034,07.
Saham Unilever Indonesia (UNVR) secara mengejutkan memimpin laju indeks dengan naik 14,1 persen ke Rp 26.250 per lembar saham, disusul Indocement (INTP) yang naik 3,5 persen ke Rp 26.400 per lembar, serta Bumi Serpong Damai (BSDE) naik 3 persen menjadi Rp 1.730 per lembar.
Analis dari PT BNI Securities, Thendra Crisnanda, mengatakan aksi beli investor terhadap saham-saham unggulan berhasil mengangkat indeks kembali ke level 5.000. "Di saat minimnya sentimen positif, pelaku pasar memburu saham-saham yang berorientasi domestik, " ujarnya.
Masih belum jelasnya masalah bahan bakar minyak bersubsidi serta ekspektasi dilanjutkannya stimulus moneter di bank sentral Eropa dan Amerika membuat pelaku pasar tidak punya pilihan lain. Sambil melihat situasi, mereka cenderung mengambil posisi aman.
Saham konsumer dan properti masih menjadi buruan investor di saat minimnya sentimen positif. Belum pulihnya ekonomi global serta prospek ekonomi Indonesia jangka panjang yang diperkirakan masih tumbuh akan mendorong pertumbuhan kelas menengah hingga di atas 50 persen, sehingga permintaan produk-produk tersebut akan meningkat.
Meski demikian, meroketnya harga Unilever perlu diwaspadai karena tidak berasal dari satu faktor yang sangat kuat. Ada kemungkinan saham Unilever dikerek untuk menaikkan IHSG ke level 5.000. "Karena itu, waspadai aksi ambil untung pada saham tersebut di perdagangan esok," ujar Thendra.
Saham yang berpindah tangan hari ini sebanyak 6,3 miliar lembar saham senilai Rp 8,03 triliun dengan frekuensi 160,2 ribu kali transaksi. Sebanyak 128 saham menguat, 147 saham turun, serta 93 lainnya stagnan. Asing mencatat pembelian bersih Rp 539 miliar.
PDAT | M. AZHAR