TEMPO.CO, Jakarta - Gugatan bertubi-tubi yang diajukan Amerika Serikat ke World Trade Organization (WTO) terkait sejumlah kebijakan pengetatan impor hortikultura Indonesia, ditanggapi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, Indonesia memang mendukung perdagangan bebas, tapi dia berharap perdagangan internasional yang berkeadilan.
"Indonesia suka free trade, tapi sejatinya saya lebih suka fair trade," kata SBY, pada konferensi pers di Hotel Four Seasons, Budapest, Hungaria, Kamis malam, 7 Maret 2013, waktu setempat.
Menurut SBY, negara mana pun di dunia ini pasti berusaha melindungi sektor pertanian dan hajat hidup para petaninya. Dia menegaskan tak mau kebijakan pertanian Indonesia dibatasi atau dikontrol oleh satu dua negara. "Petani harus dilindungi karena selama ini banyak dirugikan oleh para pedagang," katanya. Dia mengaku sudah memberi instruksi pada Menteri Pertanian Suswono untuk menyelesaikan masalah itu.
"Saya kira Menteri Pertanian sudah bekerja sebaik-baiknya. Kalau mentok pasti akan lapor ke saya dan pasti ada solusinya," kata SBY lagi. Dia juga berharap tim Kementerian Perdagangan yang bertanggung-jawab melayani gugatan AS di WTO bekerja mencari solusi. "Saya berharap kalau ada dispute perdagangan produk pertanian dengan AS atau negara mana pun akan segera dicarikan solusinya," kata SBY.
Presiden SBY mengaku pemerintahnya siap bernegosiasi jika memang ada permintaan dari negara mitra dagang Indonesia. Namun, negosiasi itu, kata dia, tak boleh merugikan sektor yang dianggap vital bagi perekonomian Indonesia. "Prinsipnya jangan sampai urusan fundamental kita diganggu, semisal ekspor sawit. Kita bisa berdamai, tapi jangan sentuh soal fundamental itu."
WAHYU MURYADI (BUDAPEST)
Berita Bisnis Terpopuler:
Megaproyek Tol Cipali Mulai Tahap Perataan Tanah
10 Petinggi BUMI Ikut Mundur
Bank Asal Jepang Ingin Kuasai BTPN
KAI Berlakukan Jadwal Baru Mulai April
Bloomberg TV Siap Mengudara di Indonesia