TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Edy Hermantoro mengatakan cadangan minyak Indonesia turun karena tambang-tambang yang ada saat ini sudah tua. "Ketemunya dulu, sudah disedot semua," katanya di Jakarta, Kamis, 31 Januari 2013.
Untuk menanggulanginya, menurut Edy, Indonesia perlu menggiatkan eksplorasi. Salah satu caranya, tahun ini Kementerian ESDM menganggarkan dana sebesar Rp 100 miliar untuk melakukan survei seismik dua dimensi. Survei itu akan dilakukan Badan Geologi.
Baca Juga:
Edy menambahkan Kementerian ESDM akan berupaya menggandeng pihak swasta untuk melakukan eksplorasi. Dirjen Migas, katanya, sejak tahun lalu telah berkirim surat pada Dirjen Pajak untuk membebaskan Pajak Bumi dan Bangunan bagi perusahaan-perusahaan minyak yang telah melakukan eksplorasi. Meski hingga kini belum mendapat tanggapan resmi, Edy tak surut. "Kita akan perjuangkan."
Menurut Edy, tanpa pembebasan pajak pun Indonesia tetap menarik bagi perusahaan-perusahaan minyak untuk mengeksplorasi ladang-ladang baru. "Kita sudah terima 49 proposal join study, most likely di Indonesia timur," ujarnya.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat cadangan minyak terbukti Indonesia pada awal tahun ini turun 150,39 juta barel menjadi 3,59 miliar barel. Seperti dikutip dari paparan tertulis SKK Migas pada Rabu kemarin, penemuan cadangan minyak baru sepanjang 2012 mencapai 164,28 juta barel. Sedangkan jumlah minyak yang diproduksikan sebesar 329,9 juta barel.
PINGIT ARIA