TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengungkapkan penyebab terjadinya inefisiensi di PLN (Persero) sebesar Rp 37,6 triliun saat ia menjabat Direktur Utama PT PLN pada 2009-2011. Inefisiensi ini tercatat dalam temuan Badan Pemeriksa Keuangan.
Menurut Dahlan, inefisiensi terjadi karena saat itu PLN tidak mendapatkan pasokan gas seperti yang dijanjikan. "Bahkan, suatu kali jatah gas PLN itu dikurangi dan diberikan kepada industri," kata Dahlan di kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2012.
Kondisi PLN yang tidak mendapatkan jatah gas membuat Dahlan sebagai Direktur Utama PLN dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, memadamkan listrik di Jakarta. Kedua, menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber energi pembangkit listrik. Dahlan pun memilih opsi kedua.
"Begitu enggak dapat gas, enggak bisa diganti batubara. Harus diganti dengan BBM," ucap Dahlan. Karena harga BBM lebih mahal dari gas, keputusan ini membuat terjadinya inefisiensi di PLN sebesar triliunan rupiah.
Menurut dia, pilihan opsi untuk menggunakan BBM bukan tanpa alasan. Sebab, tidak mungkin ia memilih opsi untuk mematikan listrik di Jakarta. "Itu padamnya bukan main-main. Padamnya luar biasa luasnya dan tidak hanya satu-dua hari, tetapi bisa satu tahun. Mau orang Jakarta tidak punya listrik selama satu tahun?" ujar Dahlan. Ia pun menganggap alasan ini sudah diketahui Komisi Energi DPR RI.
PRIHANDOKO
Baca juga:
Ancaman Pemanggilan DPR, Ini Respons Dahlan Iskan
Panas-Dingin Dahlan Iskan versus DPR
Lima Alhamdullilah Dahlan Iskan Soal Ancaman DPR
Tak Hadir Rapat DPR, Dahlan Bisa Dipanggil Paksa
Dahlan Iskan Siap Jelaskan Dugaan Korupsi PLN
Mau Ketemu Presiden, Dahlan Ganti Baju
Dahlan Dipameri Alat Pengolah Limbah