TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menegaskan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium untuk Jakarta tetap akan dipasok secara normal. Sebelumnya, Pertamina merilis perkiraan kuota Premium untuk wilayah Jakarta akan habis pada 15 September 2012 jika tidak ada upaya penghematan konsumsi.
“Kuota Premium untuk Jakarta besok masih bisa dipenuhi oleh Pertamina secara normal. Ini juga sesuai penugasan pemerintah agar kami tetap menyuplai sampai ada pembahasan kuota lebih lanjut antara pemerintah dengan DPR,” kata juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, ketika dihubungi Tempo, Jumat, 14 September 2012.
Ia menyebutkan, kuota Premium DKI Jakarta tahun ini sebanyak 1.551.544 kiloliter. Rata-rata konsumsi Premium di Jakarta 6.500-7.000 kiloliter per hari. Dengan begitu, hingga 13 September 2012, tercatat kuota premium DKI Jakarta sudah terpakai 1.499.054 kiloliter.
Ali meminta masyarakat tidak khawatir atas pasokan Premium di Jakarta, terutama esok hari. Sisa kuota Premium ini diperkirakan masih bisa memenuhi kebutuhan konsumsi hingga tujuh hari mendatang. “Dengan catatan tidak ada konsumsi besar-besaran akibat kepanikan dan harus ada upaya penghematan. Kami akan salurkan Premium seperti biasa tanpa ada pengurangan,” ia mengatakan.
Pertamina, katanya, belum akan memakai kuota subsidi minyak tanah untuk dialihkan menjadi kuota Premium. Sebab, peralihan kuota minyak tanah menjadi Premium memerlukan dasar hukum pasti melalui pembahasan pemerintah bersama DPR.
Dalam hitungannya, dari kuota minyak tanah tahun ini sekitar 1,7 juta kiloliter, saat ini tinggal tersisa sekitar 800 ribu kiloliter. Namun, Pertamina belum memiliki hitungan berapa jatah kuota minyak tanah yang akan dialihkan untuk Premium. Kita tunggu saja pembahasan pemerintah dengan DPR soal penambahan kuota Premium. Saya rasa pemerintah akan membuat keputusan yang bijaksana.”
Sebelumnya, Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) juga pernah mengingatkan jatah Premium di Jakarta bakal habis pada 15 September 2012. Untuk mengantisipasinya, diusulkan menggunakan jatah kuota minyak tanah sebesar 500 ribu kiloliter yang dialihkan menjadi kuota Premium. Usulan ini mencuat setelah pemerintah mengajukan tambahan kuota BBM bersubsidi sebanyak 4 juta kiloliter.
ROSALINA