TEMPO.CO, Lumajang - Pemerintah berupaya menyelesaikan proyek penambahan kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, pada 2014. Menurut Gubernur Jawa Timur Soekarwo, pada akhir 2013, pelabuhan tersebut sudah bisa menampung kapal berbobot mati 50 ribu hingga 60 ribu ton.
"Kapal-kapal sebesar itu bisa mengirim barang langsung dari Surabaya ke negara lain, misalnya ke Amsterdam di Belanda," kata dia dalam acara pembagian bahan pokok gratis di Stadion Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Tahun ini, Pemerintah Daerah Jawa Timur dan PT Pelindo III tengah menambah kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak. Salah satunya dengan menambah area tambat kapal sedalam 16 meter sehingga bisa menyamai pelabuhan di Singapura.
Soekarwo mengatakan, Pelabuhan Tanjung Perak dikembangkan agar bisa memiliki standar pelabuhan internasional. "Jika ini terwujud, barang dari Indonesia tak perlu mampir ke Singapura sebelum diekspor sehingga menjadi lebih murah," katanya.
Gubernur juga mengatakan akan melanjutkan proyek pembangunan Terminal Teluk Lamong. Ia menegaskan, pembangunan terminal tersebut dilakukan dengan kajian lingkungan mendalam dan tak melanggar hukum.
Terminal Multipurpose Teluk Lamong merupakan terminal di sebuah teluk yang berada di perbatasan Surabaya-Gresik. Sejak dua tahun lalu, mulai dilakukan pengerjaan fisik terminal. Berdiri di atas lahan reklamasi seluas 50 hektare, pelabuhan ini diharapkan mampu memecah kelebihan kapasitas yang saat ini terjadi di Tanjung Perak.
Terminal Teluk Lamong rencananya memiliki kapasitas 1.555.200 boks peti kemas dari pelayaran internasional serta 2.903.040 boks peti kemas pelayaran domestik. Selain itu, juga mampu menampung barang curah kering sebesar 20.736.000 ton.
Dengan kapasitas ini, kelebihan muatan di Tanjung Perak diharapkan mampu terurai. Data yang dimiliki PT Pelindo III menyebutkan, kelebihan kapasitas terbesar terjadi di Terminal Jamrud. Di sana, dari 2.619.540 ton kapasitas general cargo, terminal ini harus menampung sekitar 5.986.157 ton.
DAVID PRIYASIDHARTA